JA.com, Padang (Sumatera Barat)--Untuk mewujudkan program Dinas Kebudayaan sumatera barat dengan memperkuat nilai budaya dalam kehidupan bermasyarakat, meningkatkan pemberdayaan dan kapasitas sumber daya manusia (SDM) kebudayaan. Juga perlunya memberdayakan lembaga dan pranata kebudayaan dalam meningkatkan kapasitas lembaga menjadikan warisan budaya Minangkabau sebagai Warisan Budaya Dunia.

Hal ini disampaikan Kepala Dinas Kebudayaan Sumbar, Hj. Gemala Ranti melalaui Sekretarisnya Yudha Prima, bahwa untuk mewujudkan penguatan dan pelestarian adat dan nilai-nilai tradisional serta pergelaran event berskala nasional dan internasional perlunya pelestarian warisan budaya dan cagar budaya sebagai warisan budaya dunia."kata Yudha di ruang kerjanya (1/8/2019).

Warisan benda yang telah ditetapkan tingkat  nasional dan internasional yang berasal dari Sumatera Barat, yaitu Randang, Songket Pandai Sikek, kebudayaan Mentawai, Ombilin Coal Mining Heritage of Sawahlunto, Silek Minang dan Buku-buku ABS SBK.

Tambahnya, perlu meningkatnya penguatan lembaga dan pranata budaya dalam implementasi nilai-nilai budaya serta pemahaman terhadap nilai-nilai tradisional Minangkabau bagi pelaku dan pemangku adat agar sinergisitas dalam pembinaan nagari berbasis adat."jelasnya.

Jadi program yang dilaksanakan Dinas kebudayaan untuk pelestarian cagar budaya dan pemajuan kebudayaan  yaitu program pemberdayaan dan penguatan eksistensi lembaga-lembaga adat seni dan budaya, pembinaan,  pendidikan budaya, begitu juga pengembangan dan penguatan nilai budaya dalam pengelolaan kekayaan budaya pelestarian juga pengembangan bahasa dan sastra Minangkabau.

Lanjutnya, namun dalam masalah utama untuk urusan kebudayaan, adalah masih kurangnya kesadaran masyarakat untuk menjaga budayaanya dan kurangnya pembelajaran tentang budaya sendiri, karena kemajuan ilmu pengetahuan dalam teknologi yang menimbulkan perubahan kondisi kehidupan manusia yang mengikuti kemajuan yang telah diciptakan. Hal ini proses pembangunan berdampak pada terjadinya perubahan dan pergeseran sistem nilai budaya sehingga dengan sendirinya mental manusiapun terkena pengaruhnya." tutur Yudha.

“Masyarakat lebih memilih budaya asing yang lebih praktis dan sesuai dengan perkembangan zaman. Namun, kebanyakan budaya asing tidak sesuai dengan kepribadian bangsa. Budaya lokal juga seharusnya dapat disesuaikan dengan perkembangan zaman dan jangan sampai meninggalkan ciri khas dari budaya tersebut. Sekarang ini banyak yang sudah tidak menganggap penting mempelajari budaya lokal. Padahal melalui pembelajaran budaya, kita dapat mengetahui pentingnya budaya lokal dalam membangun karakter bangsa serta bagaimana cara mengadaptasi budaya lokal di tengah perkembangan zaman.” ungkapnya.Micke
 
Top