JA.com, Limapuluh Kota (Limapuluh Kota).
Pemerintah Nagari Situjuah Batua, Kecamatan Situjuah Limo Nagari, Kabupaten Limapuluh  Kota, menempelkan daftar nama warga penerima Bantuan Langsung Tunai (BLT) dari pemerintah karena terdampak Covid-19. Daftar penerima BLT tersebut ditempelkan secara terbuka di warung-warung kopi, tempat ibadah, kantor nagari, dan sarana umum lainnya.

"Sejak bulan puasa lalu, semua masyarakat Situjuah Batua yang menerima semua jenis bantuan dari pemerintah. Baik BLT Covid-19, PKH, bantuan sembako, ataupun Kartu Indonesia Sehat, kami tempelkan daftar namanya. Tidak hanya di kantor nagari saja, tapi juga di warung-warung, tempat ibadah, dan tempat umum lainnya. Jika tidak percaya, silahkan cek atau datang langsung dengan mengikuti protokol kesehatan," kata Wali Nagari Situjuah Batua Dhon Vesky Datuak Tan Marajo, Sabtu (30/5/2020).

Tan Marajo mengatakan, Pemerintah Nagari Situjuah Batua menempelkan daftar nama penerima BLT Covid-19 secara terbuka, sesuai imbauan Ombudsman RI perwakilan Sumbar dan Surat Gubernur Sumbar Nomor:489/138/Humas-2020 tertanggal 6 Mei 2020 perihal Penyediaan Layanan Informasi dan Pengaduan Penyaluran Bansos Covid-19.

"Selain sesuai dengan imbauan Ombudsman dan Surat Gubernur Sumbar tersebut, kami mengumumkan daftar nama warga penerima BLT Covid-19 dan bantuan lain dari pemerintah,  sesuai dengan amanat Peraturan Nagari Situjuah Batua Nomor 8 Tahun 2019 Tentang Pencegahan Korupsi, Kolusi dan Nepotisme Berbasis Hukum Adat Salingka Nagari. Peraturan ini, kami buat bersama Bamus dan disetujui Lembaga Adat Nagari, dengan dampingan dari Tenaga Ahli Nagari Situjuah Batua DR Wendra Yunaldi SH MH," kata Tan Marajo.

Dia menyebut, penempelan atau pengumuman daftar nama warga Situjuah Batua yang menerima bantuan ini secara terbuka, dimaksudkan Pemerintah Nagari Situjuah Batua, agar semua elemen masyarakat, ikut bersama-sama memantau, mengawasi, dan mengawal penyaluran bantuan. "Dengan pengumuman ini, kami lebih mudah mengetahui, siapa masyarakat kami yang belum dapat bantuan sama sekali. Dan siapa pula yang dempet menerima bantuan," tukuk Tan Marajo.

Menurut Tan Marajo, warga Situjuah Batua yang menerima BLT Covid-19 dari Kemensos berjumlah 166 KK (Kepala Keluarga), dimana 147 KK lewat Pos dan 19 KK lewat Bank). Sedangkan warga Situjuah Batua yang menerima BLT dari Pemprov Sumbar sebanyak 250 KK. Kemudian, BLT atau Bansos dari Pemkab Limapuluh Kota sebanyak 35 KK. Selain itu, juga ada warga dapat PKH sebanyak 290 KK dan bantuan Sembako sebanyak 346 KK.

Di luar BLT dari Kemensos, BLT dari Pemprov Sumbar, BLT atau Bansos dari Kabupaten, PKH dan bantuan sembako itu, juga ada BLT yang bersumber dari Dana Desa. BLT Dana Desa ini, diberikan Pemerintah Nagari Situjuah Batua kepada 197 KK di nagari tersebut. Pemberian BLT Dana Desa ini, berbeda dengan BLT dari Kemensos, BLT dari Pemprov Sumbar atau Kabupaten.

"Kalau BLT dari Pusat dan Provinsi, itu langsung masuk ke rekening penerima di bank atau lewat Pos. Yang menentukan penerima bantuan ini langsung pusat dan provinsi. Kita di nagari hanya mengusulkan saja. Sedangkan untuk BLT Dana Desa yang sudah dibagikan di Situjuah Batua, warga yang menerimanya, disepekati berdasarkan musyawarah pemerintah nagari dan lembaga nagari," kata Tan Marajo.

Selain itu, Nagari Situjuah Batua juga memiliki tempat karantina atau bagi para perantau atau Pelaku Perjalanan Ternotifikasi (PPT) dan Orang Dalam Pengawasan (ODP) yang tidak bisa melakukan isolasi secara mandiri. Tempat karantina tersebut memanfaatkan bangunan SD Negeri 01 Situjuah Batua. Sedangkan biaya atau operasional di tempat karantina ini, ditanggung sepenuhnya atau dibiayai oleh Lembaga Adat Nagari (LAN) Situjuah Batua.

"Situjuah Batua adalah nagari pejuang. Sejak dulu sampai sekarang, di nagari pejuang ini, persatuan dan kesatuan masyarakat sangat tinggi. Kebersamaan antara pemerintah nagari dan lembaga-lembaga nagari, sangat tinggi. bahkan sudah menjadi kearifan lokal. Sehingga ketika terjadi pandemi  Covid-19, kami bersama Bamus tidak hanya menyediakan anggaran sebesar Rp478 juta dari Dana Desa, tapi juga ada swadaya masyarakat dan Lembaga Adat Nagari untuk tempat karantina," kata Tan Marajo. (gun)
 
Top