JA.com, Payakumbuh (Sumatra Barat)--Rumah milik orang tua anggota DPRD Kota Payakumbuh Mawi Etek Arianto nyaris terbelah usai ditimpa tumbangnya pohon Tarok umur ratusan tahun, Jumat (4/3-2022) sore.

Rumah yang berada di Kelurahan Kotopanjang Lamposi, Kecamatan Lampasi Tigo Nagari, Kota Payakumbuh itu, nyaris hancur, termasuk kandang itik, ayam yang nyaris mati semua. Beruntung tidak ada korban jiwa. Namun rumah parmanen milik, Rayani (98 tahun) ibunda dari Mawi Etek Arianto kader Partai Gerinda itu rusak berat dibagian atap belakang rumah dan bagian dapurnya ambruk dan rata dengan tanah.

Anggota DPRD Kota Payakumbuh Mawi Etek Arianto yang diwawancarai di lokasi saat warga setempat tengah memberikan bantuan untuk mengevakuasi material kayu yang menimpa bagian rumah orang tuanya itu  menyatakan bahwa, saat musibah terjadi orang tuanya sedang duduk di beranda rumah.

“Saat batang kayu besar itu tumbang dan menimpa rumahnya, orang tua saya terkejut dan shok. Namun untung tumbangnya batang kayu tarok tersebut tidak menimpa ibu dan 4 orang keluarga saya yang tinggal di rumah itu,” sebut Mawi Etek Arianto.

Pohon Misteri
Sejumlah masyarakat setempat menyebutkan bahwa, batang kayu besar jenis tarok yang tumbang menimpa rumah orang tua anggota DPRD Kota Payakuumbuh, Mawi Etek Arianto itu, ternyata ada cerita misteri yang menjadi mitos masyarakat setempat.

“Kayu tersebut memang penuh misteri. Bahkan warga Koto Panjang menyatakan pohon tersebut sebagai lambang Koto Panjang. Meski sejak ratusan tahun lalu keberadaan pohon tersebut pernah akan ditebang oleh masyarakat. Namun ketika si penebang yang berusaha mengayunkan kampaknya, tiba-tiba si penebang yang tidak disebutkan nama itu, tewas seketika di lokasi,” sebut sejumlah warga setempat berkomentar.

Tidak hanya itu misteri yang ada di pohon besar batang tarok tersebut. Jika ada orang-orang besar akan meninggal dunia, sebutlah misalnya seperti terjadi saat Presiden RI, Soekarno, Presiden Soeharto atau ada tokoh ulama terkenal di daerah ini akan meninggal dunia, dahan kayu besar tersebut tiba-tiba tumbang, seolah-olah pertanda akan terjadi sebuah peristiwa besar.

“Karena kayu besar itu penuh mesteri, maka warga tidak punya keberanian atau takut menebang batang kayu yang sudah berumur ratusan tahun itu, hingga akhirnya tumbang sendiri dan menimpa rumah seorang warga.” pungkasnya. (Han)
 
Top