Padang-jurnalandalas.com-APALAH artinya sebuah penghargaan. Ditulis diselembar kertas dan dibingkai dengan kaca. Apa lagi, kalau pemberian penghargaan dikaitkan dengan politik hidonestik (politik kepentingan sesaat). 

Maka makna penghargaan yang hakiki akan hilang. Kemudian akan muncul berbagai analisa analisa yang muatannya pasti subjeltif (negatif).

Namun dalam tulisan ini, penulis melihat penghargaan yang diberikan pada seseorang apa pun bentuknya  adalah positif.

Memberikan penghargaan  pastilah memiliki banyak alasan. Diantaranya, orang yang diberi penghargan, dia dinilai memiliki kepeduliaan terhadap sesuatu yang ada hubunganya dengan penghargaan.

Misalnya, penghargaan olahraga diberikan pada para atlit atau mereka yang berjasa dalam memajukan olahraga. 

Begitu pun di dunia pendidikan, kesehatan, pramuka serta bidang lain. Tokoh tokoh tersebut pastilah telah  melakukan sesuatu dibidangnya.

Beberapa waktu lalu, Piagam Penghargaan Tokoh Peduli Zakat 2019  diberikan pada Walikota (Wako) Padang, H. Mahyeldi Ansyarullah.

Piagam penghargaan Tokoh 8Peduli Zakat itu diserahkan Ketua Baznas Sumatra Barat (Sumbar), Prof. DR. H. Syamsul Bahri Khatib, M.A., diterima Wako Padang diwakili Kabag Kesra Pemko Padang, Jamilus, S. Ag, Sabtu, 19 Januari 2019 di Hotel Roky Padang.

Kenapa Wako Padang, Mahyeldi Ansharullah dipilih Baznas Sumbar tahun ini mendapat penghargaan Tokoh Peduli Zakat?

Menurut Ketua Baznas Sumbar,  H. Syamsul Bahri, beberapa tahun terakhir terlihat jelas kesungguhan para  kepala daerah (bupati dan walikota) di Ranah Minang mensosialisakan kewajiban membayar zakat.

"Nah, khusus di Kota Padang, saya lihat  Wako Padang Mahyeldi sangat inten menyeru bahkan 'mewajibkan' kepada Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemko Padang membayar zakat," timpal Syamsul Bahri dalam  acara pengumpulan dana untuk Muslim Cina yang lagi tertindas dan korban Tsunami di Banten.

Wako Padang Mahyeldi Ansharullah, tidak langsung memerintahkan bendahara memotong zakat dari gaji ASN.

Tapi  mantan Wakil Ketua DPRD Sumbar itu, lebih dulu menjelaskan apa dasar hukumnya (ayat Al Qur'an) yang memerintahlan Amirul Mukminin (seorang pemimpin Muslim) wajib mengambil zakat dari harta rakyatnya. 

"Ambillah zakat dari sebagian harta mereka. Dengan zakat itu,  kamu (pemimpin) membersihkan  dan mensucikan  mereka  dan berdoalah  untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui, (At Taubah : 103),"  kata Mahyeldi ketika meresmikan bedah rumah untuk fakir miskin di Balai Gadang.

Selaku pemimpin, Mahyeldi memahami Al Qur'an secara  utuh. Tidak sepotong sepotong. Karena itu, kepada para ASN dan warga Kota Padang yang telah memiliki harta dan harta mereka telah sampai nisab dan haulnya, segera bayar zakat ke Baznas Padang.

Tujuannya jelas. Supaya, harta pembayar zakat bersih dan berkah. Akhirnya, para pembayar zakat merasa tenang serta harta mereka terus bertambah.

Wako Padang ini tidak jenu jenu. Setiap ada pertemuan yang berkaitan dengan kewajiban membayar zakat, Mahyeldi  mengkampanyekan  dengan lemah lembut pada para wajib zakat.

Kesungguhan dan ketegasan Wako Padang  tidak sia sia. Respon ASN dan orang orang kaya membayar zakat harta dan zakat profesi mereka ke Baznas Padang terus meningkat grafiknya. Jumlahnya.

Tahun 2018 saja Baznas Padang menergetkan menghimpun zakat, sedekah, infaq dan wakaf (Ziswaf) sebesar Rp. 22,500.000.000. Dan ternyata hingga  akhir Desember 2018 terhimpun sebanyak Rp. 23.619.120.614.

Artinya Baznas Padang tahun 2018 mampu mencapai target bahkan melebihi target lebih satu miliar rupiah.

Buah keberhasilan menghimpum Ziswaf, selain ketegasan seorang pemimpin juga kerja keras Amil Zakat di Baznas Padang. Khususnya bidang pengumpulan.

Semakin banyak Baznas Padang mampu menghimpun zakat, berarti semakin banyak pula kaum miskin di Kota Padang mendapat hak hak mereka sebagai mustahik (penerima zakat).

Mustahik sangat berbahagia mendapat zakat yang dicari kemudian disalurkan Baznas Padang kepada delapan Asnaf (kelompok penerima zakat).

"Terimakasih kepada Muzakki, Baznas Padang dan Pak Walikota H. Mahyeldi Ansharullah yang peduli pada rakyatnya. Semoga Pak Wali selalu dalam lindungan dan kasih sayang Allah," kata seorang mustahik usai rumahnya dibedah Baznas Padang dan diresmikan Wako Mahyeldi.

BAZNAS PADANG MESTI SEMAKIN BAIK

Keseriusan Wako Mahyeldi mensosialisasikan wajib zakat terhadap orang orang kaya, diharapkan pengelolaan zakat di Baznas Padang semakin baik. 

Mahyeldi menuturkan, kepercayaan masyarakat membayar zakat ke Baznas Padang, jangan diabaikan. Tapi haruslah menjadi penyemangat bagi Amil Zakat di Baznas Padang semakin  amanah. Berjuang supaya dipercaya.
Wallahu'aklam bis shawaf.*
 
Top