JA.com, Solok Selatan (Sumatera Barat)--Festival Saribu Rumah Gadang (SRG) yang akan digelar pada Jum’at - Sabtu, 22-24/3/19 ini dengan menampilkan suasana jaman dahulu kala, diyakini akan memperkuat Kawasan Saribu Rumah Gadang (SRG) menjadi branding pariwisata Solok Selatan khususnya

"Kabupaten Solok Selatan memiliki aset yang sangat berharga yaitu kawasan Saribu rumah Gadang. Kita ingin menggali kembali budaya dan kesenian dari Solok Selatan. Untuk kemudian hal ini dapat memperkuat branding pariwisata disini," ujar konseptor Festival SAribu Rumah Gadang, Hartati, Kamis (21/3).

Pada Festival SRG kali ini Hartati akan menyajikan kawasan saribu rumah gadang menjadi seperti dahulu kala.
Sepanjang jalan ada 5 titik musik tradisi, dan 5 titik silat yang digunakan untuk menyambut para tamu. Dan sepanjang jalan akan digunakan obor dari karambia tekong.

Pembukaan Festival SRG direncanakan juga akan dihadiri oleh Raja-raja yang ada di Solok Selatan, ninik mamak sampai masyarakat bawah ikut serta.

"Agar masyarakat bisa menyaksikan kami upayakan untuk menempatkan screen proyektor untuk menampilkan siaran langsung prosesi ini, selain itu kami juga berusaha untuk membuat live streaming," terangnya.

Pada hari ke-2 seluruh siswa tingkat Taman Kanak-kanak akan diajak untuk berkeliling kawasan SRG dan mengunjungi empat museum pribadi untuk melihat benda-benda dan koleksi yang bernilai sejarah.

"Untuk tingkat SMP akan dibawa ke Istana Balun, mereka akan belajar budaya dan sejarah yang ada di sana," tambahnya.

Sedangkan untuk tingkat SMA mengamati arak-arakan 10 tema budaya yang ada di Solok Selatan, mulai dari simpang pasar baru hingga lapangan Bancau. Dilapangan bancau akan dipamerkan barang-barang yang dibawa dan akan dijelaskan satu persatu.

Seluruh siswa yang ikut dalam kunjungan tersebut akan ikut dalam lomba essai singkat impresi pertama yang mereka lihat dan rasakan.

Yang tidak kalah menarik adalah penampilan kesenian di Panggung Anak Nagari. Kesenian tradisional dari berbagai sanggar dan komunitas akan tampil.

Dan pada akhirnya Festival SRG ini ditutup dengan kesenian "memancuang alek" dari Lubuak Malako. yang akan diperankan oleh 7 orang aktor.

"Kesenian ini sudah lama hilang dan akan coba ditampilkan kembali," katanya.

Hartati berharap dengan adanya festival SRG ini Ninik Mamak dan anak-anak muda mengenal kembali budaya yang ada di Solok Selatan, sehingga tidak menghilang. Bahkan justru semakin kental dan memperkuat branding pariwisata Solok Selatan. (rls/sudir)*
 
Top