JA.com, Padang (Sumatera Barat)--Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) provinsi sumatera barat, adakan Integrasi Penguatan Promosi dan Konseling Kesehatan dan Hak-Hak Reproduksi Bersama Mitra Kerja Pada Kegiatan Momentum Hari Kanker Sedunia Tahun 2020. Jumat (14/2/20) di Grand Inna hotel Padang.

Penyakit yang populer saat ini adalah kanker. Penyakit kanker di Indonesia (132,62/100.000 penduduk) berada pada urutan 8 di Asia Tenggara. Untuk mencegah dan pengendalian kanker khususnya dua jenis kanker terbanyak, kanker payudara dan kanker leher rahim, Pemerintah telah melakukan berbagai upaya seperti menggunakan metode Pemeriksaan Payudara Klinis (Sadanis) untuk payudara dan Inspeksi Visual dengan asam asetat (IVA) dan Pap Smear untuk leher rahim.

Dalam acara tersebut kepala BKKBN, Ir. Hj. Etna Estelita, M.Si menyampaikan, Program Kesehatan Reproduksi dalam program Kependudukan dan Keluarga Berencana adalah kegiatan peningkatan kualitas Kesehatan Reproduksi yang didalamnya menyangkut peningkatan Kelangsungan Hidup Ibu, Bayi dan Anak (KHIBA), pencegahan Penyakit Menular Seksual (PMS), HIV dan AIDS, pencegahan Kanker Alat Reproduksi (KAR) dan Penanggulangan infertilitas." terangnya.

Kesehatan Reproduksi adalah kesehatan secara fisik, mental dan kesejahteraan sosial secara utuh pada semua hal yang  berhubungan dengan sistem dan fungsi serta proses reproduksi dan bukan hanya kondisi yang bebas dari penyakit dan kecacatan.

Maka kesehatan reproduksi mempunyai implikasi bahwa setiap orang mampu memiliki kehidupan seksual yang memuaskan dan aman bagi dirinya dan mampu menurunkan serta memenuhi keinginannya tanpa ada hambatan apapun, kapan dan berapa sering untuk memiliki keturunan.

Program  Keluarga Berencana memiliki makna yang sangat strategis dan fundamental dalam peningkatan kesehatan reproduksi dalam Konferensi Internasional tentang Kependudukan  dan Pembangunan (ICPD) di Kairo tahun 1994.

Hal penting dalam konferensi tersebut  adalah disepakatinya perubahan paradigma dalam pengelolaan masalah kependudukan dan pembangunan dari pendekatan pengendalian populasi dan penurunan fertilitas menjadi pendekatan yang terfokus pada kesehatan reproduksi serta upaya pemenuhan hak-hak reproduksi.

Dalam rangka memberikan kepastian hukum, perlindungan hukum, pemerintah telah menerbitkan  PP Nomor 61 Tahun 2014 tentang Kesehatan Reproduksi.

Ahli Kanker, dr. Yurni Satria dari Yayasan Kanker Indonesia (YKI) Pusat, menyampaikan, masyarakat indonesia masih kurangnya pengetahuan terhadap kanker, sehingga faktor resiko lingkungan 90-95 persen sangat tinggi.

Sekarang ini Sumbar nomor tiga di Indonesia terjangkit sakit kanker. Jadi sangat dibutuhkan sosialisasi pengenalan penyebab terjangkitnya dan gejala kanker secara dini. Baik di lingkungan rumah maupun sekolah." terangnya.

Akademisi Fakultas Keperawatan Unand, Ns. Rika Fatmadona, M.Kep menyampaikan, Kanker payudara perlunya deteksi, pengobatan, dan pencegahan. Jika sudah terjangkit yang dilakukan terapi Supportif dan Paliatif pada penderita kanker." terangnya.

Untuk pendeteksinya kanker payudara, jika ditemukan benjolan di payudara baik kecil atau besar di namakan kanker, dan untuk memastikannya diperiksa secara dini dengan pemerikasaan dokter, baru dikatakan kanker payudara," ujarnya.

Etna Estelita menjelaskan, penyakit kanker yang sangat menakutkan terutama bagi perempuan, jika terdeteksi dari dini bisa ditangani dengan tepat, maka bisa teratasi, dan harapan untuk bisa hidup sediakala lagi." jelasnya dan menutup acara tersebut.

* Micke *
 
Top