JA.com, Payakumbuh (Sumatra Barat)--Wali Kota Payakumbuh Riza Falepi menanggapi langsung terkait tebang pilihnya menyegel kafe beraroma maksiat di Kota Payakumbuh. Pihaknya memaklumi kenyataan ini sebagai tantangan yang harus diselesaikan bersama.

“Langkah ini merupakan upaya Pemko untuk tetap konsisten dalam menjalankan regulasi, serta sesuai dengan ABS-SBK. Kami juga mendengar ada satu dua kafe yang konon katanya di back up oknum-oknum tertentu, sebagai Wali Kota kami akan terus mencoba menelusuri kebenaran informasi tersebut, jika benar tentu hal ini harus segera diselesaikan dengan cara baik-baik sesuai ketentuan,” katanya, Rabu (22/1) di Payakumbuh.

Dikatakannya, nabi diturunkan untuk mengajak dan mengingatkan umat untuk selalu berada dijalan yang benar agar terhindar dari kemaksiatan. Oleh karena itu urusan maksiat tentu tidak bisa ditangani oleh seorang wali kota saja. Tapi, butuh dukungan semua pihak terkait, media serta seluruh lapisan masyarakat.

Di sisi lain, Riza menuturkan adanya beberapa persoalan lain yang lebih laten, Pertama tentang peraturan yang ada tidak cukup untuk memberikan efek jera kepada mereka yang melanggar. Yang mana dalam pandangan Islam itu berat hukumannya, tapi dalam peraturan yang ada saat ini, tidak begitu.

“Misalnya pada malam ketika kami adakan razia gabungan, tim kami berhasil mengamankan 4 orang wanita malam. Ternyata orang ini sudah beberapa kali pernah terjaring operasi yang sama sebelumnya," ucapnya.

Lebih lanjut, persoalan kemiskinan. Setelah dilakukan investigasi, keluarga dari wanita tersebut adalah keluarga tidak mampu dan ironisnya lagi mereka bukan warga kita, mereka datang ke Kota Payakumbuh hanya untuk bekerja. Kita tentu tidak mungkin melarang orang datang kesini.

"Kemudahan-kemudahan izin yang diberikan pemerintah daerah kadang disalahgunakan karena motif ekonomi. “Di sini saya sebagai pemerintah kembali mengingatkan, kami tidak melarang orang berusaha dan mencari nafkah di Payakumbuh, tapi tolong perhatikan juga kearifan lokal dan perasaan masyarakat sekitar,” ujar Riza.

Terakhir, Riza berpesan kepada masyarakat agar tetap resisten terhadap pekat dan maksiat. Kalau masyarakatnya resisten terhadap hal seperti ini, maka Pemerintah pun teringankan, namun bila masyarakatnya permisif yang lainnya juga akan ikut. (Farhan)
 
Top