JA.com, Agam (Sumatera Barat)--Pemerintah Kabupaten Agam mensosialisasikan Gerakan Nasional Revolusi Mental di aula kantor Bupati Agam, Rabu (29/1/20).

Hadir sebagai narasumber, Prof. Ermaya Suradinata.Kehadiran mantan Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas) pada 2001-2005 itu diundang khusus oleh Bupati Agam Dr. H. Indra Catri.”Saya mengundang khusus Prof. Ermaya untuk memberikan materi khusus kepada kita. Karena, gerakan revolusi mental itu beliau salah satu penggagasnya,” ujar bupati.

Bupati mengatakan, tujuan kegiatan sosialisasi revolusi mental untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran seluruh elemen bangsa tentang pentingnya revolusi mental Indonesia khususnya bagi ASN di Kabupaten Agam.”Intinya revolusi mental adalah membangkitkan kesadaran dan membangun sikap optimistis. Merubah pola fikir, pandangan dan pola kerja,” ujar bupati dua periode itu.

Sejalan dengan gerakan revolusi mental tersebut, jelas IC, Kabupaten Agam sudah memulainya. Secara bertahap sudah dilakukan penyederhanaan birokrasi dan menjalankan kebijakan pelayanan satu atap. Di hadapan ratusan pejabat eselon II, III, dan IV, Indra Catri memaparkan berbagai aspek revolusi mental yang sudah dilaksakan di Kabupaten Agam.

Mulai dari revolusi mental sektor pendidikan, swasta, masyarakat, dan pemerintahan.Sementara itu, Prof. Ermaya Suradinata dalam ceramah umumnya mengatakan bahwa revolusi mental di lingkungan pemerintahan harus memiliki karakter, semangat, dan keikhlasan dalam melaksanakan tugas.

Ia juga menerangkan, nilai-nilai agama dalam memimpin dan bekerja seharusnya tertanam dalam hati setiap warga negara, apalagi pejabat pemerintahan. Sehingga kebahagiaan dalam menjalankan tugas akan tercipta dengan baik.”Yang terpenting, revolusi mental tidak serta merta melepaskan karakter budi pekerti. Ingat, lebih baik memakai orang yang tidak cerdas tapi jujur, daripada memakai orang yang cerdas tapi tidak jujur,” pesan Prof. Ermaya.

Oleh sebab itu, ia menekankan bahwa setiap pemimpin harus memiliki tiga ASA, yaitu Akidah, Syafa’at dan Akhlak.Terkait hal itu, ia memandang bahwa Kabupaten Agam memiliki cikal bakal atau potensi yang besar terhadap revolusi mental tersebut. Pasalnya, mantan Gubernur IPDN itu mencermati bahwa tokoh-tokoh besar Indonesia banyak lahir di Kabupaten Agam.

Di akhir kuliah umum tersebut, Prof. Ermaya memberikan pesan atau renunagan untuk revolusi mental ASN. Mengutip isi buku yang ditulis oleh John P. Kotter berjudul “Heart of Change”.Menurutnya 70 persen transformasi yang pernah dilakukan gagal, karena hanya menggunakan “kepala” tanpa “hati”.

Pemimpin yang berhasil dalam melakukan transformasi adalah mereka yang melibatkan aspek hati.Hadir juga pada kesempatan itu, Gubernur Sumatera Barat yang diwakili Asisten Bidang Administrasi Umum dan Kesra, Nasir Ahmad dan Sekretaris Daerah Agam Martias Wanto.


* Pandu *
 
Top