JA.com,Padang (Sumatera Barat)--Angka pengangguran di Sumatera Barat (Sumbar) per Februari 2019 tercatat 142,24 ribu. Jika dilihat Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) berdasarkan Tingkat Pendidikan Tertinggi yang ditamatkan (persen), pada Februari 2019, masih didominasi diploma, yakni sebesar 10,86 persen.

"Pada Februari 2017 sebanyak 7,88 persen, lalu Februari tahun 2018 sebanyak 9,52 persen, dan Februari 2019 ini 10,86 persen," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumbar Sukardi, Senin lalu di Padang.

Kemudian, TPT tertinggi berikutnya terdapat pada SMA sebesar 7,80 persen. Dengan kata lain, ada penawaran tenaga kerja yang tidak terserap terutama pada tingkat pendidikan diploma I/II/III dan lulusan SMA.

Menurutnya, yang perpendidikan rendah cenderung mau menerima pekerjaan apapun, tanpa terlalu memilih. Hal ini dilihat dari rendahnya TPT SD ke bawah, merupakan paling kecil dari semua tingkat pendidikan.

"TPT pendidikan rendah hanya sebesar 2,66 persen, karena mereka mau kerja apa saja," ungkap Kepala BPS Sumbar itu.

Selain itu, dibanding setahun yang lalu, TPT ini mengalami penurunan pada tingkat pendidikan SD ke bawah, SMK, dan SMA sederajat. Sebaliknya, TPT pada jenjang SMP, diploma, dan sarjana mengalami kenaikan.


Sejalan dengan perkembangan aktivitas ekonomi yang semakin beragam dan rinci, setidaknya ada empat kondisi ketenagakerjaan baik, baik menyangkut pengangguran dan penduduk yang bekerja tidak terlepas dari kinerja sektor-sektor perekonomian.

“Jumlah penduduk yang bekerja pada setiap sektor menunjukkan kemampuan sektor tersebut menyerap tenaga kerja,” jelasnya.

Ia memaparkan, berdasarkan lapangan pekerjaan utama pada Februari 2019, penduduk Sumbar paling banyak bekerja pada sekotor pertanian, yakni sebanyak 849,72 ribu orang atau 33,39 persen.

“Disusul sektor perdagangan sebanyak 490,61 ribu orang atau 19,28 persen, dan sektor industri pengolahan sebanyak 263,14 ribu orang atau 10,34 persen,” lanjutnya.

Sementara berdasarkan tren sektoral selama Februari 2018-Februari 2019, ada tiga sektor mengalami peningkatan presentase penduduk yang bekerja. Terutama pada sektor pengadaan listrik, gas dan air (73,33 %), sektor jasa perusahaan (33,20 %) serta sektor jasa keuangan, asuransi, dan real estate (32,70 %).

“Sektor mengalami penurunan terbesar antara lain sekotor jasa kesehatan dan kegiatan sosial (32,33%), sektor informasi dan komunikasi (32,01%), serta sektor pertambangan dan penggalian (27,43%),” ujarnya.micke
 
Top