JA.com, Limapuluh Kota (Sumatera Barat).
Bupati Limapuluh Kota H.  Irfendi Arbi mengimbau masyarakat agar tidak mendekati wilayah rawan bencana.  Ia juga meminta warga meningkatkan kewaspadaan terhadap kemungkinan terjadinya bencana alam akibat cuaca ekstrem beberapa hari belakangan di daerah ini.

"Saya menghimbau masyarakat agar tidak beraktifitas dulu di kawasan rawan bencana seperti banjir dan longsor. Sebab, hingga kini curah hujan yang mengguyur  di wilayah Kabupaten Limapuluh Kota cukup tinggi,” ungkap Irfendi Arbi ketika meninjau lokasi banjir di Kenagarian Andaleh, Kecamatan Luak, Rabu (3/12).

Dikatakan, cuaca yang terbilang ekstrem itu perlu menjadi perhatian masyarakat. Sebab, intensitas curah hujan yang tinggi tersebut dikhawatirkan akan menimbulkan banjir dan membuat sejumlah titik perbukitan atau tebing rawan longsor.

“Dengan kondisi cuaca yang senantiasa diguyur hujan lebat sekarang, saya himbau masyarakat untuk senantiasa waspada karena banjir bisa datang sewaktu-waktu mengancam keselamatan kita,” tutur Irfendi.

Khusus bagi masyarakat yang bermukim di daerah aliran sungai, Irfendi meminta ekstra siaga dan segera mengungsi jika air sungai mulai menunjukan tanda-tanda akan naik. Begitu juga bagi warga yang tinggal di atas atau di bawah tebing rawan longsor, hendaknya mengungsi dulu ke tempat lain yang lebih aman.

“Perlu disadari, sejumlah titik di wilayah Kabupaten Limapuluh Kota rawan bencana alam seperti banjir dan tanah longsor. Siapa pun harus mewaspadai kondisi ini. Sebab selama ini bencana kerap terjadi dan menimpa daerah kita,” ulang Irfendi.

Lebih lanjut Irfendi juga mengingatkan masyarakat agar tidak panik begitu mengetahui akan ada bencana. Sebaliknya harus tetap tenang dan memiliki kesiapsiagaan menghadapi bencana.
“Kita juga perlu mengingatkan masyarakat agar tetap tenang dan tidak panik menghadapi cauaca ekstrem tersebut, tetapi tetap harus waspada,” tuntas Irfendi.
Terkait dengan upaya antisipasi, menurut Irfendi selama ini Pemkab Limapuluh Kota melalui OPD terkait telah melakukan berbagai hal, seperti simulasi, pelatihan dan kegiatan lain yang tujuannya untuk mengurangi dampak bencana.  Bahkan di daerah ini sudah terbentuk kelompok tim reaksi cepat bencana, komunitas siaga bencana dan lainnya.
“Sebagai upaya antisipasi terhadap bencana, kita telah melakukan berbagai hal, seperti simulasi, pelatihan dan kegiatan lain yang tujuannya untuk mengurangi dampak bencana.  Bahkan kita juga sudah membentuk kelompok tim reaksi cepat bencana, komunitas siaga bencana dan lainnya,” tuntas Irfendi. (gun)
 
Top