JA.com, Pasaman Barat (Sumatera Barat)--Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat Cetak Rekor Baru di Museum Rekor Dunia Indonesia (Muri) serta Rekor Dunia membuat  dan memasak Apaam dengan 1.704 tungku, di Kawsan Hutan Taman Kota, Padang Tujuh, Kamis (11/2).

Dalam acara tersebut, pada awalnya sebanyak 1.500 tungku dengan melibatkan unsur pemerintah dan masyarakat, mendapat respon positif dari masyarakat, setelah diverifikasi jumlah tungku tercatat menjadi sebanyak 1.704.

Selaku Perwakilan dari MURI, Triyono mengatakan, tradisi maapam yang dilakukan mengandung nilai-nilai budaya tinggi. Dimana momen indah pada satu tempat pemerintah daerah Pasbar bisa mengumpulkan masyarakat untuk memasak apam secara berkelompok.

"Pemda emir Pasbar akhirnya bisa memecahkan rekor MURI, bukan saja tercatat rekor Indonesia, tetapi rekor dunia," kata Manager Museum Rekor Indonesia, Triyono.

Lebih lanjut di jelaskan Triyono, bawha sebelumnya rekor tersebut di pegang oleh Aceh dengan 1.000 tungku. Namun sekarang rekor itu dipecahkan oleh Pasaman Barat dengan merebut rekor dunia dengan 1.704 tungku terbanyak.

Senada dengan itu Bupati Pasaman Barat, Yulianto mengatakan capaian yang telah diraih upaya dalam melestarikan budaya Pasaman Barat, berkat dukungan dan suport dari berbagai elemen masyatakat.

"Ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah berpartisipasi menyukseskan acara maapam ini, sekali lagi saya ucapkan terima kasih untuk warga Pasaman Barat," ucap Yulianto.Y

Lebih lanjut Yulianto mengatakan, tradisi maapam harus tetap dilestarikan. Baginya, tradisi ini bukan saja untuk melestarikan, namun pokok dari kegiatan maapam untuk merajut silaturrahmi menjelang bulan suci ramadan dan Maulid Nabi Muhammad SAW.

"Tujuan orang-orang terdahulu kita membuat apam ini untuk sarana penyambung tali silaturrahmi, dan ini telah menjadi tradisi di bumi mekar tuah basamo, ini berlangsung sudah sejak lama," lanjutya.

Sementara itu Ketua TP-PKK Pasbar,  Ny. Siprowati Yulianto mentakan tradisi yang sudah berlangsung lama dan sudah menjadi turun temurun, hendaknya dapat pemersatu untuk tetap menjalin tali silaturrahmi masyarakat.

"Mari, tradisi ini agar terus kita lestarikan, memasak apam itu asik, saat memasak akan terlihat saling bekerjasama dan akan tercipta dengan sendirinya canda tawa serta kebahgiaan saat memasak," kata Siprowati.

Lebih lanjut dikatakan bahwa bahan dasar untuk pembuatan apam terbilang sangat mudah. Bahan dasar apam terbuat dari tepung beras yang sudah ditumbuk, santan kelapa, garam dan gula. Semua iti diaduk rata menjadi satu, kemudian dimasak dengan wajan kecil, sedangkan untuk api pembakar harus dari daun kelapa kering.

* Sofyan H *
 
Top