Jakarta - Jam'iyah Batak Muslim Indonesia (JBMI) menggagas pembangunan pondok pesantren bagi Suku Anak Dalam (SAD) di Provinsi Jambi. Pesantren ini nantinya akan menjadi pesantren pertama yang secara khusus diperuntukkan bagi anak-anak dan pemuda dari Suku Anak Dalam.
Gagasan pembangunan pesantren Suku Anak Dalam ini lahir setelah JBMI bersama sejumlah lembaga yang tergabung dalam kelompok Al-Jassrah melakukan penelitian kurang lebih 2 bulan terhadap Suku Anak Dalam di beberapa kabupaten di Provinsi Jambi. Selain JBMI, lembaga lain yang tergabung dalam Al-Jassrah adalah STAI Ahsanta, Badko GMI Provinsi Jambi, KMB, Kontra dan Poltekkes Jambi.

Dikutip dari dokumen laporan penelitian yang telah disusun, pembangunan pesantren khusus Suku Anak Dalam ini merupakan salah satu upaya untuk memberdayakan anak-anak Suku Anak Dalam agar siap menghadapi perkembangan zaman dan revolusi industri 4.0.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Al-Jassrah, saat ini masih banyak anak-anak muda dari Suku Anak Dalam yang belum dapat menikmati pendidikan sebagaimana mestinya. Meski sejumlah program pemberdayaan sudah dilakukan oleh LSM/NGO, namun hasilnya belum maksimal.

"Dengan membangun pondok pesanten terpadu khusus Suku Anak Dalam maka anak-anak dan pemuda Suku Anak Dalam akan dididik dengan ilmu keagamaan dan keterampilan khusus sehingga ketika mereka selesai pendidikan, dapat bekerja secara profesional di perusahaan-perusahaan sekitar atau menciptakan usaha sendiri. Pondok pesantren ini juga nanti dapat menjadi lokasi Melangun Destination yang menjadi salah satu budaya Suku Anak Dalam," demikian kutipan dari penelitian tersebut.

Menurut Ketua Umum DPP JBMI, yang juga merupakan penasehat PPWI, Albiner Sitompul, saat ini sudah ada pihak yang bersedia mewakafkan lahan seluas 12 hektar untuk pembangunan pesantren di Provinsi Jambi. Seluas 3 hektar akan digunakan untuk bangunan pesantren, sedangkan sisa lahan yang lain akan digunakan untuk mendukung praktek keterampilan para santri.

Sejumlah pihak juga menyambut baik rencana pembangunan pesantren ini. Salah satunya Perum Bulog. "Perwakilan Perum Bulog sudah menyatakan kesediannya untuk membantu pembangunan pesantren dan mereka sudah melakukan survei ke lokasi lahan pesantren," ujar Albiner.

Albiner juga berharap Presiden Jokowi memberikan restu pembangunan pesantren ini. "Kami berharap Bapak Presiden menyetujui pembangunan pesantren pertama untuk Suku Anak Dalam ini," harap Albiner.

Sementara itu, di tempat terpisah Ketua Umum PPWI Wilson Lalengke menyatakan sangat mendukung rencana pendirian pondok pesantren bagi kelompok Suku Anak Dalam. Menurutnya, Suku Anak Dalam adalah salah satu elemen masyarakat yang 'terlupakan' oleh pembangunan bangsa selama ini. Kondisi mereka yang terisolasi dan termarginalkan selama ini membuat warga Suku Anak Dalam tertinggal sangat jauh di belakang dibandingkan dengan warga masyarakat lainnya di Jambi.

"PPWI mendukung gagasan Pak Albiner Sitompul mendirikan lembaga pendidikan khusus berupa pondok pesantren khusus bagi anak-anak Suku Anak Dalam. Intervensi pendidikan secara khusus terhadap masyarakat terasing seperti Suku Anak Dalam merupakan terobosan yang perlu segera dilakukan agar mereka tidak semakin terpuruk ditinggalkan jaman," tegas Alumni PPRA-48 Lemhannas RI tahun 2012 ini.

Untuk itu, ia mendorong semua pihak dapat melibatkan diri berpartisipasi mewujudkan pendirian pondok pesantren khusus dan bentuk lembaga pendidikan khusus lainnya, baik bagi Suku Anak Dalam maupun suku-suku terasing lainnya di Indonesia. (ALB/Red)


 
Top