JA.com, Tanah Datar (Sumatra Barat)--
Bupati Tanah Datar, diwakili Staf Ahli Bupati Bidang Pemerintahan, Hukum dan Politik Nuryeddisman membuka secara resmi Hari Aksara Internasional (HAI) dan Hari Anak Nasional (HAN) Tingkat Kabupaten Tanah Datar dan Kota Payakumbuh, kemarin yang dipusatkan di halaman Kantor Dinas Pendidikan Tanah Datar di Pagaruyung.

"Secara Nasional, HAI ini diperingati pada tanggal 7 September yang lalu di Makasar Provinsi Sulawesi Selatan, bahkan diseluruh dunia HAI sudah diperingati semenjak tahun 1966," kata Nuryeddisman.

Dikatakannya, memperingati HAI dipandang perlu sebagai penguatan komitmen bersama dalam rangka pemberantasan buta aksara di semua negara termasuk di Indonesia. Jadi tidak ada kata terlambat untuk memperingatinya walau HAI ini jatuh pada tanggal 7 September 2019 yang lalu.

Lebih lanjut, tema yang diangkat kali ini adalah Ragam budaya lokal dan literasi masyarakat, hal ini diangkat dari kesadaran terhadap keberagaman Indonesia yang memiliki lebih dari 1.500 suku bangsa dan lebih dari 1.000 bahasa daerah. Dan itu merupakan aset bangsa yang harus dipelihara dan dibanggakan sebagai wahana bersama dalam meningkatkan literasi masyarakat dalam memberantas buta aksara.

Sementara HAN yang jatuh pada tanggal 23 Juli lalu merupakan suatu kesempatan bagi masyarakat terutama orang tua untuk meningkatkan kepedulian terhadap anak.

"Kita rasakan saat ini masih banyak anak-anak yang kurang perhatian dari orang tuanya dan masih banyak pula orang tua yang mendambakan anaknya tumbuh dan berkembang menjadi anak yang berbakti bagi bangsa dan agama, maka dari itu marilah kita sebagai orang tua maupun masyarakat mengajarkan segala kebaikan kepada anak sehingga kelak mereka menjadi Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas," ulas Nuryeddisman.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Tanah Datar Riswandi mengatakan, peringatan HAI dan HAN ini dilaksanakan gabungan dua daerah yaitu Kabupaten Tanah Datar dan Kota Payakumbuh.

Riswandi menyebut jika momentum ini sangat baik di mana pada masa anak usia dini yang merupakan usia emas (golden age) dapat memaksimalkan potensi sehingga akan lahir generasi yang hebat ke depannya.

"Tertumpang harapan kita kepada pembimbing, pembina, dan juga guru PAUD untuk bersungguh-sungguh sehingga dapat menciptakan generasi yang cerdas walau dengan keterbatasan finansial, infrastruktur namun tidak melemahkan semangat dalam menjalankan tugas," kata Riswandi. (MG)
 
Top