JA.com, Payakumbuh (Sumatra Barat)--Wali Kota Payakumbuh Riza Falepi berharap, malam pergantian tahun kali ini berjalan aman dan damai seperti tahun sebelumnya. "Tahun lalu itu berjalan dengan baik, agak tenang. Berkurang angka kecelakaan lalu lintas dan volume sampah," kata Riza Falepi.

Menurutnya, perayaan tahun baru itu identik dengan pesta kembang api, membakar petasan, meniup terompet, atau pun kegiatan yang bersifat hura-hura. Wali Kota Payakumbuh Riza Falepi menginginkan budaya itu harus dihilangkan di Payakumbuh, karena tidak sesuai dengan adat dan budaya orang Islam, apalagi Orang Minang.

"Kegiatan di malam pergantian tahun baru itu tidak harus selalu dengan kegiatan hura- hura. Saya serius mengajak warga untuk menyambut pergantian tahun Masehi dengan lebih berkah, yaitu berzikir bersama," kata Riza.

Bersama Asisten II Kota Payakumbuh Elzadaswarman, dikatakan, dengan bermain petasan atau kembang api di jalanan pada malam itu, selain membahayakan juga berpotensi menimbulkan gangguan bagi orang lain. "Kalau sudah main petasan kan juga sampah berserakan, mubazir," kata Elzadaswarman.

Laki-laki yang diakrabi Om Zet ini mengatakan, eksistensi tahun masehi diakui di pemerintahan, namun bukan berarti pergantian tahunnya itu dirayakan, kalau orang luar negeri merayakannya dengan pesta kembang api ataupun sejenisnya, namun untuk Kota Payakumbuh tidak seperti itu.

"Kita harus menunjukan budaya lokal, sebagai umat islam dan orang minang kita menyambut pergantiannya dengan meramaikan masjid, ini baik dari pada hura-hura bukan?," ujar Om Zet. (Farhan)
 
Top