JA.com, Limapuluh Kota, (Sumatera Barat)
Produksi fashion di Kabupaten Limapukuh Kota umumnya masih berupa produk setengah jadi. Bahkan sangat sedikit sekali yang memproduksi pakaian jadi.

Hal itu disampaikan Ketua Dekranasda Limapuluh Kota, Monalisa Irfendi Arbi saat membuka lomba design busana muslimah sekaligus lounching batik tulis produksi anak nagari, di aula kantor bupati Limapuluh Kota, Bukik Limau, Sarilamak, Rabu (18/12).

"Padahal dengan mengelola menjadi produk ready to wear, produk fashion dari daerah ini akan memiliki peluang pasar yang lebih luas," papar Monalisa.

Melalui lomba ini, lanjut Monalisa., ia berharap para pengrajin lebih termotivasi untuk memperbaiki mutu produk yang disesuaikan dengan selera pasar dan trend mode yang digemari. Dengan begitu,  produk yangvdihasilkan akan dapat bersaing dengan produk fashion lainnya.

"Hal inilah yang menjadi salah satu alasan kenapa lomba desain busana muslimah ini dilaksanakan. Sekaligus menilai seberapa jauh kemampuan pengrajin untuk mendesain busana dan mengevaluasi kegiatan-kegiatan pembinaan terhadap pengrajin yang sudah dilaksanakan," tutur Monalisa.

Dikatakan, disamping nilai seni dan budaya, produk fashion ini memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi, serta menyerap tenaga kerja yang cukup banyak, ada ribuan pengrajin menekuni usaha ini.

Menurutnya,  hakekatnya seluruh peserta loma busana ini adalah juara dalam meningkatkan ekonomi dan juara juga dalam pemberdayaan perempuan.

"Mudah-mudahan dengan kegiatan ini kita bisa belajar lebih banyak, membuka wawasan, dan berkreasi lebih baik," tuntasnya.

Sebelumnya, panitia penyelenggara, dari Sinas Perindustrian dan Tenaga Kerja Indra Suryani dalam laporannya mengatakan, kegiatan ini juga bertujuan meningkatkan dan mendorong inovasi baru dalam menciptakan design yang trendi dan berdaya saing.

"Ada 26 designer asal Limapuluh Kota yang mengikuti kegiatan ini. Nantinya para juara designer ini akan mendapatkan hadiah jutaan Rupiah,"sebutnya.

Dijelaskan,  kegiatan ini terlaksana berkat kerjasama antara Dekranasda dengan Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja Kabupaten Limapuluh Kota, serta partispasi para pelaku usaha industri bordir, sulam, songket, dan tenun.
(gun)

 
Top