JA.com,
Limapuluh Kota (Sumatera Barat).
Halim Antoni (45) petani
dari Jorong Ekor Parit Kenagarian Limbanang Kecamatan Suliki Kabupaten
Limapuluh Kota dinilai Tim Penilai Petani
Teladan Tingkat Nasional Kementerian Pertanian RI Tahun 2019. Dengan sejumlah inovasinya
di bidang pertanian, Halim diperkirakan akan melaju menjadi juara nasional dan
berkesempatan datang ke istana bertemu Presiden Joko Widodo pada tanggal 17 Agustus
mendatang.
Tim Penilai yang
diketuai Iwayan Ediana M.Si Kementerian Pertanian RI mengakui inovasi yang
dilahirkan Halim seperti dengan inovasi yang dibuat para akademisi untuk mendapatkan
gelar guru besar (Profesor), padahal Halim hanya seorang petani tamatan sekolah
SLTP.
“Sangat membanggakan.
Kendati hanya tamatan SLTP, pak Halim bisa melahirkan berbagai inovasi seperti
yang dilahirkan para ilmuwan untuk mendapatkan gelar profesor,” ungkap Iwayan
dalam penyampaiannya pada acara penilaian yang berlangsung di BPP Distanhornun
Kecamatan Suliki yang ikut dihadiri Bupati Limapuluh Kota diwakili Asisten
Perekonomian dan Pembangunan Fitma Indrayani, SH serta Kepala Distanhorbun Provinsi
Sumbar Ir. Candra, M.Si, Selasa (2/7).
Tidak saja berinovasi
di bidang budidaya, kata Iwayan, bapak satu anak itu juga sudah melakukan kebolehan
dalam pemurniaan benih cabe.
“Dengan kemampuannya
dibidang pemurnian benih tersebut, kami menyarankan pak Halim bermitra dengan
perusahaan yang bergerak di bidang produksi benih,” lanjut Iwayan.
Sebelumnya Halim Antoni
dalam presentasinya mengatakan, mulai melakukan usaha pertanian secara serius dan memperhatikan teknologi budidaya terutama komoditi:
cabe, padi
dan kakao
sejak tahun 2006. Tahun berikutnya ia aktif dalam kelembagaan petani dengan menjadi anggota kelompok tani.
Dalam
perjalanan usaha tani
dan aktivitas serta pengembangan
budidaya cabai unggul lokal
Lokal Talang Barangkai
(Lotanbar) yang ia temukan sindiri pada
tahun 2009 silam itu, Halim telah menelorkan sejumlah inovasi yang antara lain disebutnya
dengan nama Payung Cabai
Lotanbar “Pacar” dengan pemanfaatan kemasan minuman ringan.
Disamping itu ia juga inovasi yang dinamai Selimut Aman Lotanbar “SELAMAT” pada tanaman Cabai.
Dari
inovasi “PACAR” tersebut Halim mampu
berusaha tani cabe dengan keuntungan yang antara lain berkurangnya jumlah tenaga kerja, melindungi tanaman dari serangga pemotong bibit
dan mengurangi pemakaian benih.
Sementara
dari inovasi “SELAMAT”
ia mampu mendapatkan keuntungan yang diantaranya, mengurangi jumlah tenaga kerja,
melindungi cabai dari serangan kutu kebul, trips dan
mizus serta opt lainnya, serta menjaga kelembaban dan mengurangi biaya usaha tnai.
Khusus mengenai varietas unggul lokal cabai
Lotanbar
temuannya, Halim mengatakan memiliki keunggulan antara lain pada cabang ke 1 berbuah lebih dari 1 ( 1-6 buah),
buah tahan simpan,
tahan hama dan penyakit
dan umur lebih panjang.
Selain itu perawatannya
juga lebih mudah.
Berikutnya
pada tahun 2010 ia mulai
melakukan seleksi terhadap varietas unggul lokal cabai Lotanbar, untuk
melakukan pemurnian awal Lotanbar dengan bimbingan penyuluh pertanian /PHP.
Kegiatan ini mendapatkan kunjungan dan bimbingan dari Prof.Dr.M.Syukur, M.Si
guru besar /pemulia tanaman dari Institut Pertanian Bogor (IPB).
Varietas unggul lokal Lotanbar tidak
saja dikenal di Kabupaten Limapuluh Kota, namun juga telah berkembang di Kabupaten lainnya seperti Sijunjung, Solok,
Sawah Lunto, Agam, Pasaman, Tanah Datar, Padang Dan Darmasraya.
“Inovasi Lotanbar ini pernah memperoleh Juara II Petani Berprestasi Tingkat Propinsi
Sumatera Barat,” tutur Halim.
Lebih lanjut dijelaskan,
berbagai ilmu dan inovasi tersebut disebarkannya melalui media sosial seperti
facebook, disamping juga melayani diskusi langsung ke kebunnya di Kabupaten
Limapuluh Kota.
Sebelumnya Bupati Limapuluh Kota diwakili Asisten
Perekonomian dan Pembangunan Fitma Indrayani, SH dalam sambutannya berharap
ilmu dan pengalaman Halim terus dibagi dengan petani lainnya di daerah ini.
“Kita mengapresiasi dan
mengacungi jempol bagi pak Halim Antoni yang telah banyak mengeluarkan inovasi
terkait dengan tanaman cabe. Kita berharap ilmu dan pengalaman tersebut terus ditularkan
kepada petani lainnya di Kabupaten Limapuluh Kota,” pinta Fitma. (gun)