JA.com, Limapuluh Kota (SumatraBarat)- Tingginya intensitas curah hujan tiga hari belakangan menyebabkan terjadinya bencana longsor dan banjir di Kabupaten Limapuluh Kota. Sedikitnya, 3 Kecamatan mengalami dampak, Kecamatan Akabiluru, Bukik Barisan dan Harau.

Kalaksa BPBD Limapuluh Kota Rahmadinol mengatakan, jenis kerusakan yang ditimbulkan mulai dari kerusakan infrasruktur jalan, irigasi, dan lahan pertanian/perkebunan. Sampai tadi malam genangan air setinggi ±30 cm melanda kawasan pemukiman di Jorong Purwajaya, Harau dan Nagari Tarantang, Kecamatan Harau.

“Potensi curah hujan ekstrim masih berpeluang terjadi, untuk itu diharapkan kepada masyarakat untuk tetap waspada, terutama pengguna jalan umum serta warga yang bermukim di Kawasan rawan bencana longsor dan banjir,” ucap Kalaksa BPBD Rahmadinol, kemarin.

Dikatakan, tercatat longsor terjadi pada ruas jalan Negara Km 114 dan kerusakan irigasi di Nagari Batu Hampa, Akabiluru. Kondisi sejenis juga menimpa pada ruas jalan antara Simpang Andiang-Maek dan ruas Jalan Ronah- Ampang Gadang II Nagari Maek. Kerusakan infrastruktur jalan dalam kategori rusak sedang dan berat, telah mengakibatkan terjadinya gangguan lalu lintas dan beberapa rumah penduduk terisolasi.

Sementara itu, banjir ini juga telah merusak lahan dan tanaman pertanian di sejumlah nagari di Kecamatan Harau antara lain Harau, Tarantang, Koto Tua, Taram, Bukik Limbuku, dan Solok Bio Bio. Rahmadinol juga menyebutkan sebanyak 515 Kepala Keluarga (KK) mengalami kerugian pada bencana ini.

“Masyarakat yang terdampak dialami oleh warga Jorong Purwayaja,  Sarilamak sebanyak 10 KK, Jorong Aua Duri, Maek sebanyak 135 KK dan Jorong Ampang Gadang II, Maek sebanyak 370 KK,” tutur Rahmadinol.

Upaya penanganan bencana alam ini, BPBD telah melakukan kordinasi dengan Pemerintah Nagari, Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Polres Limapuluh Kota, Polres Payakumbuh dan Kodim 0306 Limapuluh Kota. (MG)
 
Top