JA.com, Limapuluh Kota (Sumatra Barat)--Pertama kali diluncurkan Maret lalu, Limapuluh Kota Bersih Lingkungan (Mahkota Berlian) disambut baik oleh masyarakat. Bahkan terobosan gerakan tersebut telah diakui Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia (HAKLI). Namun, pengelolaan lingkungan, terutama sampah, sampai saat ini Pemerintah Kabupaten Limapuluh Kota masih mengalami kebuntuan dalam mencarikan solusi pengolahannya.

Bupati Limapuluh Kota Safaruddin Dt.Bandaro Rajo didampingi Ketua TP PKK Nevi Safaruddin dan Asisten III Ahmad Zuhdi Perama Putera serta sejumlah Kepala Perangkat Daerah berkunjung ke PT. Bio Cycle Indonesia yang bergerak di budi daya maggot (larva lalat black soldier fly) pada Senin, (10/10/2022), kemarin Lawatan ke perusahaan yang berlokasi di Kecamatan Tapung, Kabupaten Kampar, Propinsi Riau.

"Setelah menyimak presentasi dan menyaksikan langsung proses produksi Maggot di PT. Bio Cycle Indonesia, kami optimistis, industri Maggot mendukung penuh inovasi Mahkota Berlian, sebagai salah satu solusi mengatasi masalah sampah di Limapuluh Kota," kata Bupati Safaruddin.

Dikatakan, berbagai macam upaya telah dilakukan Pemerintah Kabupaten maupun Provinsi untuk mengurangi sampah, tapi belum ada yang berhasil maksimal.

"Pemerintah Kabupaten Limapuluh Kota tertarik membangun industri pengembangan maggot dan berpeluang menjalin kerjasama dengan Bio Cycle untuk mendukung penuh program Limapuluh Kota Bersih Lingkungan (Mahkota Berlian) terkait pengelolaan sampah, pupuk pertanian, dan pakan ikan yang nantinya dapat meningkatkan perekonomian masyarakat,” harap Bupati Safaruddin.

Direktur Bio Cycle, Budi Tanaka mengatakan, sebagaimana  belatung pada umumnya, maggot dari lalat BSF hidup dengan mengonsumsi sampah organik.

"Alur budidaya maggot diawali dari telur lalat BSF lalu ditetaskan sampai menjadi larva, kemudian maggot itu diberikan makan dari limbah organik yang biasanya dari sampah dapur seperti nasi, buah atau sayur, kemudian dalam waktu 14 hari, larva itu akan membesar dan digunakan untuk pakan ikan maupun pakan ternak," jelas Budi.

Sementara itu, Yunire Yunirman mengatakan, Maggot lebih efektif sebagai solusi pengurangan sampah dibanding metode kompos, selain memerlukan lahan yang luas, metode kompos juga membutuhkan waktu yang lama untuk mengurai sampah.

"Pemerintah Kabupaten Limapuluh Kota berharap budidaya maggot atau larva lalat Black Soldier Fly (BSF) bisa mengurangi timbulan sampah dari total timbulan sampah di Kabupaten Limapuluh Kota yang mencapai sekitar 200 ton per harinya," tutupnya. (MG)
 
Top