JA.com, Payakumbuh (Sumatera Barat)--Walikota Payakumbuh melalui Kabag Perekonomian, Arif Siswandi mengatakan, dua pekan pasca lebaran Idul Fitri, kondisi harga pangan di Pasar Payakumbuh dan Pasar Ibuh terpantau normal.

Hanya saja cabe merah mengalami kenaikan cukup mencolok.
Kenaikan harga cabe merah tersebut dipicu oleh sejumlah faktor. Disamping konsumsi cabe merah yang meningkat pesat saat lebaran, distribusi pangan yang sempat berhenti karena libur lebaran diduga turut memicu naiknya harga.

Berdasarkan data yang dihimpun oleh Pemerintah Kota Payakumbuh melalui Bagian Perekonomian, diketahui pada minggu ketiga Bulan Juni ini, harga cabe merah berada pada posisi Rp. 64 ribu/Kg. Harga tersebut naik sebesar Rp. 22 ribu/Kg dibanding harga pada minggu sebelumnya pada angka Rp. 42 ribu/Kg.

"Kenaikan harga ini tidak hanya di Payakumbuh, tapi juga daerah lain di Sumbar. Kita akan lihat dulu apakah akan berlangsung lama atau tidak, sebab dari pengalaman, biasanya pasca lebaran memang terjadi kenaikan karena melonjaknya kebutuhan masyarakat ketika lebaran," ujar Arif Siswandi, Rabu (19/6) di Payakumbuh.

Dikatakannya, kenaikan disebabkan produksi terbatas sementara permintaan tinggi setelah lebaran. Dan cabe juga termasuk komoditas yang gampang berfluktuasi. Saat ini pihaknya telah melakukan koordinasi awal dengan pemerintah provinsi.

Kemudian, jika kondisi berlangsung lama dan menimbulkan gejolak ditengah-tengah masyarakat, maka Pemprov akan melakukan upaya antisipasi, salah satunya melalui operasi pasar. 

"Kita berharap ini tak berlangsung, hanya gejala rutin pasca lebaran. Meski demikian kita menghimbau agar kondisi ini disikapi dengan bijak. Jangan terjebak dengan aksi spekulan. Konsumsi cabe sesuai kebutuhan dan mari kembali giatkan menaman cabe dirumah-rumah untuk mengatasi inflasi," tutup Arif Siswandi. (Farhan)
 
Top