JA.com, Pasaman Barat (Sumatra Barat)--Pemerintah Provinsi Sumatra Barat melalui Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik bersama Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Pasaman Barat gelar Diseminasi Informasi dengan tema "Menuju Sumatera Barat Zero Stunting", Kamis (9/6-2022) di Aula kantor bupati setempat.

Kegiatan dibuka oleh Wakil Bupati Pasbar Risnawanto dan dihadiri Sekretaris Diskominfotik Sumba Widya Prima Hatta beserta rombongan, Kepala Dinas Kominfo Pasbar Edy Murdani, Perwakilan Bappeda Pasbar Rafki Junaidi, Kepala DPPKBP3A Anna Rahmadia, Ketua Bundo Kanduang Pasbar, Narasumber, Kabid Informasi Komunikasi Publik Kominfo Pasbar Yudhinal Reviola, peserta sosialisasi beserta stakeholder terkait lainnya.

Wakil Bupati Risnawanto menjelaskan pengertian stunting dan anak yang tergolong stunting. Ia menyebutkan pencegahan stunting memerlukan intervensi gizi yang terpadu, mencakup intervensi gizi spesifik dan gizi sensitif.

Untuk diketahui, Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama, sehingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan.

"Stunting atau sering disebut pendek adalah kondisi gagal tumbuh akibat kekurangan gizi kronis dan stimulasi psikososial serta paparan infeksi berulang terutama dalam 1.000 Hari Pertama Kehidupan, yaitu dari janin hingga anak berusia dua tahun. Anak tergolong stunting apabila panjang atau tinggi badannya berada di bawah minus dua standar deviasi (-2SD) anak seusianya," kata Risnawanto.

Dikatakan, prevelensi stunting Sumbar mengalami penurunan menjadi 23.3 %, lebih tinggi dibandingkan angka nasional 24.4%. Sementara Prevalensi Stunting di Kabupaten Pasaman Barat Menurut Survey Status Gizi Indonesia (SSGI) oleh Kementerian Kesehatan RI Tahun 2021 di angka 24,0 %.

"Saya berharap, tahun ini angka stunting di Kabupaten Pasaman Barat semakin berkurang," harapnya.

Lebih lanjut, Pemerintah mempunyai target untuk menurunkan prevalensi hingga 14% pada tahun 2024. Sumbar Zero Stunting merupakan tugas berat, selain gizi juga menyangkut pola asuh dan gaya hidup calon ibu maupun bayi.

"Harus mengacu pada Pedoman Nasional Strategi Komunikasi Perubahan Perilaku Percepatan Pencegahan Stunting, merupakan salah satu strategi komunikasi pencegahan stunting di Kabupaten Pasaman Barat," jelasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kominfo Pasbar Edy Murdani menambahkan tentang peranan komunikasi dan informasi dalam mencegah angka stunting. Komunikasi memiliki fungsi sebagai alat kendali atau kontrol yang memiliki peranan penting dalam mewujudkan upaya pemerintah untuk mencegah permasalahan sunting. Sehingga, mampu menekan angka stunting di Indonesia. Dalam upayanya Pemda Pasbar telah menyusun SKPP (Strategi Komunikasi Perubahan Perilaku) sesuai Perbub No 45 tahun 2021 tentang Strategi Komunikasi Perubahan Perilaku Dalam Percepatan Pencegahan Stunting di Kabupaten Pasaman Barat.

"Perlunya usaha dalam menyamakan frekuensi dalam berkomunikasi, atau penyesuaian cara berkomunikasi agar informasi dapat dengan mudah dicerna oleh masyarakat. Serta, mewujudkan upaya pemerintah dalam pencegahan stunting," Edy Murdani.

Edy Murdani juga menegaskan, Diskominfo Pasbar siap untuk mendukung upaya pemerintah dalam mencegah stunting sesuai dengan tupoksi Diskomimfo Pasbar.

Sekretaris Diskominfotik Sumbar Widya Prima Hatta menyebutkan kegiatan diseminasi informasi bertujuan menciptakan generasi sehat dan berkualitas serta menurunkan angka stanting dibawah 14 persen hingga tahun 2024.

Peserta diseminasi berjumlah 40 orang, yang terdiri dari unsur nagari, generasi muda, organisasi kewanitaan, organisasi keagamaan, penyuluh KB serta unsur Kelompok Informasi Masyarakat (KIM). (WZ-MG)
 
Top