JA.com, Pesisir Selatan, (Sumatera Barat)--Badan Penanggulangan Bencana Daerah Sumatera Barat bersama Tim Pengkajian Kebutuhan Pasca Bencana (Jitu Pasna) terhadap Korban abrasi pantai nagari Kampung Muaro, Nagari IV Koto Hilir, Kecamatan Batangkapas Kabupaten Pesisir Selatan 24 oktober 2019 lalu.

Dari tinjau kelapangan masih terlihat sebagian korban masih tinggal di tenda pengungsian di sekitar pantai dan ada juga yang tinggal ditempat keluarganya jauh dari pantai.

Para korban abrasi tersebut meminta kepada wali nagari untuk mendesak pihak pemkab agar memasang batu pengaman pantai secepat mungkin di daerah tersebut, karena sebagian korban masih menginginkan untuk tinggal di pinggir pantai dengan alasan tertentu.

Dengan bertahannya tetap tinggal, mereka siap untuk menghadapai bencana apabila pemerintah dapat mengabulkan permintaannya untuk pengamanan pantai, karena kehidupan ekonomi mereka rata-rata jadi nelayan.

Hal ini diungkapkan Walinagari setempat, Satria Darma Putra menyampaikan, bahwa korban abrasi ada 38 KK, sebagian tinggal di tenda dan di rumah keluarganya, dan pemerintah terus memberi bantuan terhadap korban."jelasnya di kantor Walinagari pada Jitu Pasna (22/11).

Tambahnya, bagi masyarakat yang masih tinggal di sekitar pantai menginginkan untuk di pasang batu pengamanan pantai, maka hal ini telah disampaikan kepada pihak pemkab dan disambut positif."ujarnya.

Susi ibu rumah tangga yang sudah lama tinggal di lokasi bencana tersebut mengatakan, kami tidak mungkin pindah ke tempat lain, karena penghasilan kehidupan sehari-hari suaminya jadi nelayan, jadi saya berharap pemerintah bisa menanggulangi abrasi pantai ini." tutur Susi di pemukiman tendanya. Micke

 
Top