Tesi Andriani, sejak sekolah di MIN Limapuluh Kota sampai SMA Negeri Situjuh, gelar juara tak pernah lepas darinya. Ia tercatat sebagai penduduk jorong Sawah Laweh, nagari Tungkar, kecamatan Situjuah Limo Nagari.

Laporan : Med Gazisul-Limapuluh Kota

Tesi Andriani dinyatakan lulus melalui seleksi penerimaan mahasiswa baru IAIN Bukittinggi. Awalnya, anak pertama dari 3 bersaudara ini gembira dan bangga. Betapa tidak, salah satu dari tahapan menuju cita-citanya bakal terwujud. Yaitu, menduduki perguruan tinggi. Sayang seribu sayang, untuk pembayar Uang Kuliah Tunggal (UKT) sebesar Rp 2.363.000, sesuai dengan yang minta pihak IAIN Bukittinggi, keluarganya tidak mampu untuk memenuhi.

"Saya, ingin sekali kuliah di IAIN Bukittinggi. Tapi, Saya juga sadar, bahwa kedua orang tua tidak mampu untuk membiayainya. Jangankan untuk kuliah, buat makan sehari-hari saja kadang kami harus berhemat. Belum lagi adik Saya Ardi yang tengah sakit bocor ginjal," sampai Tesi.

Terkait hasrat Tesi yang ingin sekali untuk kuliah, ia berharap uluran tangan dari dermawan untuk membayar UKTnya di IAIN Bukittinggi. "Bapak, Ibuk para dermawan, Tesi ingin ingin melanjutkan cita-cita, Tesi ingin kuliah, Tesi ingin membahagiakan keluarga. Dari lubuk hati yang paling dalam Tesi minta bantuan untuk itu," harap Tesi yang tampak meneteskan air matanya.

Darul Husni (53) dan Ermanelis (46) adalah ayah dan ibu kandung Tesi Andriani. Ayahnya adalah buruh tani yang berpenghasilan tidak tetap. Sementara, ibunya hanya mengurus rumah tangga saja.

"Saya hanya buruh tani serabutan, yang kadang kerja kadang tidak. Kalau untuk penghasilan, Alhamdulillah bisa dicukup-cukupkan dalam sehari," kata Darus Husni nan akrab disapa Uni ini jelang siang Senin (16/5/2022).

Didampingi Ermanelis mereka berkata, hidup kami susah. Tiap hari bergelimang tanah dan lumpur. Beruntung masih bisa menyekolahkan anak sampai tingkat SLTA, walaupun dengan tertatih-tatih.

"Hanya sampai SMA rasanya kami sangat untuk menyekolahkan anak, itupun susah payah. Alhamdulillah, Tesi Andriani berhasil tamat. Sedangkan untuk kuliah, gamang rasanya diri ini. Biayanya terlalu tinggi untuk ukuran kami. Tapi, Tesi sangat ingin sekali untuk kuliah," terang Ermanelis dengan mata berkaca-kaca.


Anak ke 2 Ardiani Saputra di Vonis Bocor Ginjal


Anak ke 2 pasangan ini bernama Ardiani Saputra (9) adalah siswa kelas III MIN Limapuluh Kota. Belum lama ini ia divonis dokter mengalami bocor ginjal. Mendengar kabar itu, bak mendengar petir disiang bolong, entah kemana nasib harus dikadukan.

"Anak kami Ardi divonis bocor ginjal. Seminggu ia di opname di salah satu rumah sakit. Waktu pembayaran biaya rumah sakit, pemuda jorong Sawah Laweh, nagari Tungkar yang punya inisiatif minta sumbangan kerumah-rumah warga. Hari ini, kami sudah punya BPJS mandiri yang dibayar setiap bulannya. Karena, Ardi sampai sekarang masih kontrol. Pihak nagari pernah menjanjikan dapat BPJS gratis, hingga kini belum kami dapatkan," katanya.

Pada kesempatan itu, tidak lupa mereka mengucap terimakasih kepada pihak nagari. Pasalnya, sejak anaknya Ardi masuk rumah sakit lebih kurang sebulan nan lalu, keluarganya mendapat bantuan beras miskin, terhitung Ramadhan 1443 H ini. "Sejak Ardi sakit, Alhamdulillah keluarga kami dapat pembagian beras miskin," tutupnya. (***)
 
Top