JA.com, Limapuluh Kota (Sumatera Barat)--Pemerintah Kabupaten Limapuluh Kota terus menunjukan kepedulian dan keseriusannya membentuk generasi penerus Kabupaten Limapuluh Kota yang berkualitas. Untuk mengasah bakat dan memberikan kesempatan berekspresi, sekaligus buat membangun kepercayaan diri dan kreativitas anak, Pemkab setempat kembali menggelar ajang kreatifitas anak.
Kegiatan dalam rangka memeriahkan peringatan Hari Anak Nasional yang dilaksanakan di Medan Nan Bapaneh Tarantang Harau, kemaren itu diikuti 130 anak utusan dari sejumlah SD, SLTP dan SMU dari berbagai kecamatan di daerah setempat. Selain siswa sekolah umum, ajang itu juga menampilkan kebolehan anak disabilitas.
Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Limapuluh Kota Fidria Fala di Sarimalak, mengatakan, dalam ajang penampilan bakat dan kreatifitas itu ditampilkan beragam kesenian, kebudayan dan permainan tradisional daerah.
“Penampilan yang dibawakan para peserta antara lain kesenian musik tradisional Minang Kabau, teater serta sejumlah permainan tradisional daerah seperti Bakiak, Congklak, Sipak Tekong dan lainnya,” tutur Fidria.
Selain acara penampilan kreatifitas dan permaianan tradisional, dalam acara peringatan hari anak itu juga diadakan kapasity building bagi para pengurus Forum Anak daerah Kabupaten Limapuluh Kota.
Terpisah Bupati Limapuluh Kota H. Irfendi Arbi menjelaskan, dari kegiatan ajang kreatifitas ini diharapkan terbangunnya kepercayaan dan kreativitas anak dan terwujudnya talenta yang sesuai dengan bakat masing-masing. Artinya, ajang penampilan itu bukan untuk mengejar  predikat juara, tetapi bagaimana seorang anak dapat mengeluarkan kreatifitas dan bakatnya.
Menurut Irfendi, kegiatan ajang kreatifitas ini tidak saja diharapkan menjadi wadah berekspresi dan mengasah bakat anak, tak kalah pentingnya juga buat menghindari generasi muda dari pengaruh negatif perkembangan teknologi informasi seperti gadget, sekaligus untuk melestarikan beragam permainan tradisonal yang menjadi aset budaya daerah.
“Ini merupakan wujud kepedulian terhadap pemenuhan hak dan perlindungan anak agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. Tak kalah pentingnya buat menghindari generasi dari pengaruh negatif perkembangan teknologi serta buat melestarikan permainan tradisonal,” kita tutur Irfendi.
Dikatakan bupati, kreativitas itu tidak bisa muncul dan hebat secara secara serta-merta. Melainkan butuh  latihan dan ditumbuhkan ibaratpisau yang perlu diasah hingga tajam.
“Bakat itu tidak bisa didiamkan dan bisa menjadi secara serta merta, tetapi perlu diasah. Orang tua dalam hal ini tentu diharapkan berperan secara maksimal dan memainkan peran dalam mengarahkan anak ke hal-hal positif untuk membentuk generasi penerus Kabupaten Limapuluh Kota yang berkualitas," tuntas Irfendi. (gun)
 
Top