JA.com. Limapuluh Kota (Sumatera Barat)--Surau tempo dulu telah melahirkan tokoh-tokoh besar dan pejuang seperti Mohammad Hatta, Sutan Sjahrir, Agus Salim, Roestam Effendi serta Abdoel Rivai. Pada zaman itu mereka eksis menjadi garda terdepan di tanah air.

Hal itu disampaikan Wakil Bupati Lima Puluh Kota Ferizal Ridwan dalam sambutannya saat membuka rapat Koordinasi Pembina Dan Pengawas Kegiatan “Baliak Basurau” di aula kantor bupati di Sarilamak, Kamis (15/11/2018).

“Kita sudah tertingal jauh soal babaliak basurau. Padahal, pada dasarnya orang minang sejak dulu sudah berada di surau. Namun, dengan perkembangan zaman dewasa ini surau sudah ditinggalkan," tutur Ferizal.

Dikatakan, surau pada dasarnya merupakan tempat para bujangan untuk bertemu, berkumpul, melakukan rapat dan tidur. Dengan masuknya Islam, fungsi surau diperluas, yakni menjadi tempat mengaji Al-Quran dan tempat shalat dan di sana juga diajarkan masalah ahlak, sopan satun.

"Agar fungsi surau kembali seperti dulunya, maka para pengelola babaliak basurau perlu mendapatkan reward. Penghargaan itu., mungkin saja berupa umrah atau hadiah lainnya,  disamping penyediaan honor,"papar Ferizal.

Sebelumnya Kepala Bagian kesra Arwital,BA melaporkan, peserta terdiri dari pengelola TPA/TPQ, perangkat nagari dan camat. Sedangka narasumber antara lain Anwar Syarkawi, Ketua Diklat/Litbang Dewan Mesjid Kota Padang dengan materi Mangement Peningktan Kualitas TPA/TPQ, dan Alfian,S.PdI dengan materi Standar TPQ Unggulan.(gun)


 
Top