JA.com, Pesisir Selatan (Sumatera Barat)--Seksi Pengelolaan Taman Nasional (SPTN) Kerinci Seblat Wilayah III Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat mencatat seluas 21 ribu hektare TNKS di Pesisir Selatan sudah mengalami degradasi. Kamis (13/12/2018).

Kepala Seksi Pengelolaan Taman Nasional (SPTN) Kerinci Seblat Wilayah III, Sahyudin menyebutkan, persoalan perusaksan TNKS di Pesisir Selatan tampak menjadi perhatian. Selain karena tingginya, tututan ekonomi masyarakat juga diakibatkan kepentingan pemodal.

"21 ribu hektar itu merupakan data estimasi yang terpantau melalui citra satelit kami. Dari luas 260 ribu hektare TNKS yang ada, 21 ribu hektare tersebut sudah terdegradasi." sebut Sahyudin bersama Bupati Pesisir Selatan, Hendrajoni saat meninjau penemuan kayu di Lengayang.

Dia menjelaskan, terjadinya degradasi atau kerusakan hutan TNKS di daerah tersebut, yang terparah diantaranya terdapat di Lengayang. Sebab, selain banyak perambahan hutan untuk pembukaan lahan baru, juga dipicu akibat maraknya aktivitas praktek illegal longging.

"Perambahan paling banyak di Lengayang termasuk illegal logging, dan setelah itu kecamatan Sutera dan Batangkapas. Apalagi ditambah daerah Lunang, Tapan dan Silaut."tutupnya. rio.
 
Top