JA.com, PADANG (Sumatera Barat) - Bandar air pengurai genangan banjir di Pasar Lubuk Buaya dan sekitarnya segera dituntaskan. Lahannya yang selama ini terkendala karena ada keberatan dari warga akhirnya diserahkan untuk pembangunan dengan sukarela.

"Ini berkat komunikasi yang baik oleh camat dan lurah sehingga warga memahami pentingnya pembangunan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat," kata Walikota Padang Mahyeldi Ansharullah ketika melihat lokasi pembangunan bandar air tersebut di Lubuk Buaya, Koto Tangah, Selasa (2/1/2018).

Menurut Mahyeldi, bandar air sepanjang 2 km ini berfungsi mengatasi banjir di Lubuk Buaya. Di sepanjang sisi bandar tersebut akan dibuat jalan inspeksi sekaligus menjadi akses masyarakat.

"Di sisi jalan dapat dibuat jalan untuk akses warga," kata Mahyeldi.

Dia mengatakan, Pasar Lubuk Buaya diproyeksikan sebagai Pasar Induk sehingga perlu perluasan dan peningkatan kapasitas dari infrastruktur pendukungnya termasuk saluran air dan jalan.

"Pasar Lubuk Buaya akan dijadikan pasar induk sayur mayur Sumatera Barat sehingga perlu infrastruktur penunjang yang baik," kata Mahyeldi.

Sementara itu Camat Koto Tangah, Syahrul mengatakan, sebelumnya pembangunan bandar air terkendala karena ada salah paham dari warga menyikapi pembangunan. Namun setelah dijelaskan dengan baik, akhirnya pihak keluarga beserta ninik mamak setempat meminta Pemko Padang untuk melanjutkan pembangunan.

"Selain komunikasi yang baik dengan warga, dukungan Bapak Walikota dengan meninjau langsung lokasi bersama warga menunjukkan keseriusan dalam pelaksanaan pembangunan," ujar Syahrul.

Menurut Syahrul, warga meyakini kegiatan pembangunan untuk kemaslahatan bersama bukan untuk kepentingan sesaat dan sekelompok masyarakat. Hal itu sudah terlihat dari sejumlah hasil pembangunan di Koto Tangah, seperti jalan dan drainase.

"Alhamdulillah, kendala-kendala dalam pembangunan dapat diatasi," tukasnya.

Sedangkan pihak warga pemilik lahan yang juga Plh. Ketua Ikatan Keluarga Koto Tangah (IKKT) Syaiful Raun menjelaskan, pihak keluarga sepakat untuk melepaskan lahan untuk pembangunan bandar. Hal ini karena melihat keseriusan Pemko di bawah pimpinan Walikota Mahyeldi dalam pembangunan. Hasilnya sudah terlihat dari sejumlah pembangunan yang dilaksanakan khususnya di Koto Tangah.

"Kami sangat setuju dengan pembangunan yang dilaksanakan, apalagi pembuatan bandar air yang akan mengurangi resiko banjir di kawasan tempat tinggal warga," ujarnya.

Dia mengakui, dulu pihak keluarga sempat melarang pengerjaan bandar itu karena memang belum terbangun komunikasi yang baik dengan Pemko Padang.

"Sekarang kami sangat mendukung, apalagi setelah bertemu Bapak Walikota," imbuhnya
 
Top