JA.com, Jakarta--Menperin optimistis, apabila program dan kebijakan dalam memacu kinerja industri manufaktur dapat dijalankan secara terintegrasi, ekonomi nasional dapat tumbuh tinggi.

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengajak seluruh komponen bangsa Indonesia terutama para pelaku industri nasional agar dapat merealisasikan nilai-nilai Pancasila dalam mendorong pemerataan pembangunan dan kesejahteraan masyarakat secara inklusif.

Hal ini disampaikannya pada kesempatan memperingati Hari Lahir Pancasila pada 1 Juni, yang menjadi momentum untuk bersatu memperkokoh semangat Bhinneka Tunggal Ika.

“Saat ini, kita telah memasuki era revolusi industri 4.0 atau ekonomi digital, yang menjadi tools dalam mewujudkan demokratisasi ekonomi. Artinya, peluang terbuka bagi seluruh masyarakat Indonesia untuk bisa menjadi wirausaha yang mandiri dan tangguh sehingga ekonomi ini tidak hanya dimiliki oleh sebagian kelompok atau elite tertentu saja,” kata Menperin di Jakarta, Jumat (1/6/2018).

Menperin menjelaskan, dalam upaya mengimplementasikan revolusi industri generasi keempat di Tanah Air, pemerintah telah meluncurkan peta jalan Making Indonesia 4.0. Ini menjadi strategi dan arah yang jelas guna mewujudkan aspirasi nasional, yaitu menjadikan Indonesia masuk 10 besar negara ekonomi terkuat di dunia pada tahun 2030.

“Maka itu diperlukan partisipasi aktif dan sinergi dari seluruh stakeholder agar kita bisa menjadi bangsa yang kuat, bangsa yang besar, dan bangsa pemimpin,” tegasnya. Dalam hal ini, Pancasila berperan penting sebagai falsafah dan dasar negara yang kokoh, serta juga menjadi fondasi untuk membangun Indonesia yang bersatu, berdaulat, adil dan makmur.

Airlangga mengungkapkan, potensi tersebut didukung dengan jumlah sumber daya manusia (SDM). Apalagi, Indonesia akan menikmati bonus demografi selama 15 tahun ke depan. “Tentunya kondisi ini dapat memacu kinerja ekonomi nasional dapat tumbuh semakin maksimal,” ujarnya.

Salah satu langkah prioritas nasional yang tengah dijalankan Kementerian Perindustrian, sejalan dengan Making Indonesia 4.0, adalah membangun peningkatan kualitas SDM. “Kami telah meluncurkan program pendidikan vokasi yang link and match antara industri dengan SMK di beberapa wilayah Indonesia. Tujuannya menciptakan tenaga kerja kompeten sesuai kebutuhan dunia industri saat ini,” imbuhnya.

Untuk itu, Kemenperin fokus pula pada program hilirisasi industri yang konsisten memberi efek berantai, antara lain peningkatan terhadap nilai tambah bahan baku dalam negeri, penyerapan tenaga kerja, dan penerimaan devisa dari ekspor.

Pada kuartal pertama tahun 2018, industri pengolahan nonmigas masih memberikan kontribusi terbesar dengan mencapai 17,95 persen terhadap PDB nasional. Selain itu, industri pengolahan nonmigas mampu tumbuh sebesar 5,03 persen pada kuartal I/2018 atau meningkat dibanding periode yang sama tahun 2017 sekitar 4,80 persen.

Sektor yang mengalami pertumbuhan tertinggi adalah industri mesin dan perlengkapan sebesar 14,98 persen. Sektor manufaktur yang kinerjanya juga gemilang atau tumbuh di atas PDB nasional, yakni industri makanan dan minuman yang tumbuh hingga 12,70 persen, industri logam dasar 9,94 persen, industri tekstil dan pakaian jadi 7,53 persen, serta industri alat angkutan 6,33 persen.

“Dalam merealisasikan nilai-nilai Pancasila, kita sebagai anak bangsa juga perlu memiliki semangat berbagi untuk kemajuan dan kesejahteraan bersama. Apalagi di bulan Ramadan yang penuh berkah ini. Selain itu, kita harus punya semangat berprestasi untuk memenangi kompetisi di tengah era persaingan yang semakin ketat. Pada peringatan Hari Lahir Pancasila di tahun ini, maka itu kita harus meneguhkan semangat untuk bersatu, berbagi, dan berprestasi,” papar Menperin.
 
Top