JA.com, Jakarta--Indonesia mampu mencatatkan nilai ekspor produk fesyen muslim hingga USD12,23 miliar pada tahun lalu. Maka Kementerian Perindustrian terus berupaya mewujudkan visi Indonesia untuk menjadi kiblat fesyen muslim dunia pada tahun 2020.

Peluang besar ini perlu diakselerasi dengan cara meningkatkan daya saing industri fesyen di dalam negeri mulai dari sektor hulu sampai hilir.

“Kemenperin memiliki strategiuntuk memajukan industri fesyen muslim nasional, yakni dengan cara memasukkanunsur kearifan lokal dengankekayaan budaya yang kita miliki, serta memacukreativitas para pengrajin dalam menuangkan corakpada produk fesyen muslim nasional,” kata Dirjen Industri Kecil dan Menengah (IKM) Gati Wibawaningsih di Jakarta, Jumat (8/6/2018).

Untuk itu, Kemenperin memberikan apresiasi terhadap penyelenggaraan Ramadan Runway 2018 yang dilaksanakan rutin setiap tahun oleh Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia (APPMI) guna mempromosikan industri fesyen nasional, termasuk produk busana muslim yang mampu berkontribusi signifikan terhadap perekonomian.

“Salah satu ajang pameran fesyen busana muslim terbesar di Indonesia ini melibatkan lebih dari 70 brand pilihan dari seluruh Indonesia yang akan menjadi referensi para pecinta fesyen tentang tren mode busana muslim ke depannya,” ungkap Gati.

Menurut Gati, warisan budaya merupakan sumber inspirasi untuk menghasilkan produk–produk inovatif baru yang bernilai tambah dan berdaya saing tinggi, termasuk di sektor industri fesyen yang harapannya dapat menjadi salah satu referensi tren mode di dunia.

Mengenai potensi di sektor industri fesyen muslim, Indonesia menjadi salah satu dari tiga besar negara anggota Organisasi Kerja Sama Negara Islam (OKI) sebagai pengekspor produk fesyen muslim terbesar di dunia, setelah Bangladesh dan Turki.

“Pada tahun 2016, pasar fesyen muslim di dunia mencapai USD254 miliar dandiprediksi pada 2022 akan mengalami pertumbuhan pasar sebesar 6,6 persensehingga menjadi USD373 miliar. Ini yang menjadi peluang besar bagi Indonesia untuk menguasai pasar fesyen muslim di dunia,” papar Gati. Apalagi, Indonesia sebagai salah satu negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia.

Gati juga mengatakan, langkah mengintegrasikan sektor hulu sampai hilir dalam memajukan industri busana muslim nasional,di antaranya adalah melalui kemitraan desainer dengan pelaku IKM fesyen. “Kami pun akan terus mendorong terciptanya ekosistem bisnis di industri fesyen muslim nasional.

Selain itu, memfasilitasi desainer kita ikut serta di berbagai pameran dan fashion showbaik di dalam maupun luar negeri, sehingga visi Indonesia menjadi kiblat fesyen muslim dunia dapat terwujud,” tuturnya.

Selama ini pemerintah gencar mendorong industri fesyen di dalam negeri untuk terus meningkatkan market shareIndonesia di pasar internasional. Oleh karena itu, agar mampu bersaing di kancah global, pemerintah terus berupaya memacupertumbuhan industri fesyen dengan meningkatkan kompetensi sumber daya manusia.

“Pemerintah mendorong peningkatan kompetensi SDM melalui program pendidikan vokasi industri fesyen yang tersertifikasi. Selain itu, kami melakukan penumbuhan wirausaha baru, fasilitasi kemudahan KUR, restrukturisasi mesin dan peralatan, fasilitasi promosi, pendampingan tenaga ahli desain, serta penguatan branding produk fesyen untuk meningkatkan kecintaan konsumen pada produk dalam negeri,” sebutnya.
 
Top