JA.com, JAKARTA - Joenathan Ferdinand Sigar, salah seorang Jurnalis, mengalami tindakan kekerasan dan penganiayaan saat melaksanakan tugas liputan acara Launching Live Streaming di Lapangan Mabes TNI-AL, Cilangkap, Jakarta Timur, pada Jumat, 20 April 2018.

Jonathan sempat mengalami kekerasan fisik oleh sejumlah oknum TNI Angkatan Laut yang sedang bertugas di lokasi kegiatan. Hal itu dipicu oleh hal sepele, yakni hanya masalah persoalan foto-memfoto saat pembagian goodybag.

"Saat itu, Jonathan sedang melaksanakan tugas liputan di Mabes TNI-AL, Cilangkap, Jakarta Timur, pada Jumat, 20 April 2018," kata Ketua Umum Persatuan Pewarta Warga Indonesia (PPWI) Nasional, Wilson Lalengke, Senin (23/4/2018) di Jakarta.

Berdasarkan rekaman hasil wawancara Ketua Umum PPWI Naaional Wilson Lalengke, dengan Jonathan Ferdinand Sigar, seorang jurnalis yang menjadi korban kebrutalan oknum TNI AL berinisial NV, ED, dan sejumlah anggota TNI-AL, di Mabes TNI-AL, Cilangkap, Jakarta Timur, pada Jumat, 20 April 2018 lalu.

Dimana, rekaman wawancara tersebut diambil pada Minggu malam, 22 April 2018 pukul 22.00-22.35 WIB, melalui kontak WhatsApp milik Ibu Lala Nababan 083807217685.

Dari hasil hasil pengakuan korban, diketahui bahwa benar telah terjadi peristiwa penyiksaan, berupa pemukulan, tendangan, menginjak-injak, dicambuk, disekap di bungker bawah tanah, diludahi, dan bentuk penistaan lainnya atas manusia, warga negara Indonesia, oleh sejumlah oknum TNI AL terhadap seorang jurnalis, warga negara Indonesia, yang bayar pajak untuk bayar biaya hidupnya para oknum aparat di TNI-AL itu.

Menurut alumni PPRA-48 Lemhannas RI tahun 2012 itu, perilaku seperti ini termasuk tindakan brutal, bahkan masuk kategori tindakan psikopat, dari orang-orang yang isi perutnya dibayar oleh orang yang disiksanya. "Sungguh mengherankan, jika di jaman secanggih saat ini, masih ada oknum tentara yang mempersoalkan persoalan foto-memfoto saat pembagian goodybag," sebut Wilson.

Sadisnya, kata Wilson, penyiksaan terhadap korban juga dilakukan beramai-ramai, yang tergolong tindakan persekusi, tipikal sifat para pecundang pengecut yang beraninya main keroyokan, menggunakan ruangan dan peralatan milik negara, dibiayai rakyat. Penyekapan dan penyiksaan ala militer barbar jaman Romawi kuno, yang berlangsung tidak kurang dari 9 jam, tanpa jeda, tanpa diberi minum, tanpa diberi makan.

"Benar-benar sebuah kebiadaban yang dipertontonkan di depan rakyat, menjelang 73 tahun Indonesia merdeka," tegas Wilson.

Atas nama Kemanusiaan, atas nama Rakyat Indonesia yang beradab, atas nama PPWI Nasional, kita mengutuk keras tindakan para psikopat oknum TNI AL di Dispenal, Mabes TNI-AL Cilangkap Jakarta Timur, tersebut.

Untuk itu lanjutnya, atas nama Ketuhanan yang Maha Esa, atas nama Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, dan atas nama Persatuan Indonesia, serta atas nama PPWI Nasional, kita mendesak agar Presiden Republik Indonesia, melalui Panglima TNI mengambil tindakan tegas yang diperlukan atas kasus ini.

Ketum PPWI, yang juga merupakan trainer jurnalistik warga bagi ribuan anggota TNI/Polri, PNS, guru, siswa/mahasiswa, hingga wartawan, LSM, karang taruna, dan tukang ojek juga menegaskan, para oknum anggota TNI AL, yang notabene celana dalamnya dibelikan oleh rakyat, yang terlibat dalam persekusi saudara Jonathan juga harus diusut tuntas dan diberikan sanksi tegas sesuai ketentuan yang berlaku. [WIL/Red]
 
Top