JA.com, Padang (Sumatera Barat) –  Jaga hutan lingkungan alam yang asri menjadi kewajiban dan kepedulian setiap masyarakat Sumatera Barat Melestarikan lingkungan alam merupakan upaya nyata kita dalam rangka menjaga ketersedian air di Sumatera Barat.yang berada di daerah terutama yang dekat dengan kawasan hutan.

Hal ini disampaikan Wakil Gubernur Sumatera Barat Nasrul Abit, pada acara memperingati Hari Air Sedunia yang jatuh setiap tanggal 22 Maret di Balai Wilayah Sungai Sumatera (BWSS) V Provinsi Sumatera Barat  Padang, Kamis (22/3/2018).

Hadir dalam kesempatan tersebut, Kepala BWSS, Kadis PSDA, Kadis Kehutanan, Kadis Lingkungan Hidup, beberapa OPD terkait lainnya.

Lebih jauh Wagub Nasrul Abit menyampaikan, menjaga lingkungan hendak menjadi kepedulian kepribadian setiap masyarakat kita, dalam kehidupan sehari hari termasuk dilingkungan tempat tinggal agar memiliki resapan biopori.

Secara alami, biopori merupakan pori-pori dalam tanah yang terbentuk akibat aktifitas cacing, rayap, perakaran dan fauna tanah lainnya. Adanya pori-pori akan menambah kegemburan tanah sehingga meningkatkan kemampuannya dalam menyerap, menyimpan air hujan dan sekaligus meningkatkan kesuburan tanah.

Beberapa manfaat lubang biopori adalah sebagai media peresapan air, pengkomposan dan peningkatan kesuburan tanah. LRB mampu meningkatkan daya resap air sehingga mengurangi potensi bahaya banjir. Hanya saja antisipasi terhadap bencana banjir memerlukan jumlah LRB yang banyak, terang Wagub Nasrul Abit.

Wagub Nasrul Abit juga menyampaikan , dalam rangka memperingati Hari Air Sedunia saya mengajak masyarakat untuk menjaga kebersihan air sungai, karena melihat kondisi sungai di saat ini sangat memprihatinkan, belum lagi kita harus menyiapkan persediaan air jika musim kemarau terjadi.

Menanam pohon-pohonan dan tumbuh-tumbuhan lain-lain disekitar rumah juga akan bermanfaatkan bagi resapan ketersediaan air. Sebaiknya halaman rumah kita tidak ditutupi semen semua, perlu juga ada ruang bagi tanaman tanah yan terbuka, jika banjir air akan juga dapat meresap dilingkungan rumah masing-masing, himbaunya.

Kepala Balai Wilayah Sungai Sumatera (BWSS) V Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) V, Mayadi Utama juga menyampaikan, kita menargetkan ada 1000 resapan biopori sepanjang jalur hijau di Kota Padang, selain itu biopori mampu menampung debit air saat terjadi banjir terlebih lagi sepanjang Jalan Khatib Sulaiman ini, biasanya bajir terjadi kalau intensitas curah hujan tinggi dalam waktu 3 jam.

Biopori dibuat secara vertikal ke dalam tanah dengan bentuk slinder ia mampu meresap air sekitar 25 persen. Pembuatannya sangat mudah, tinggal lagi masyarakat mau atau tidak menggunakanya, biopori tersebut memiliki kedalaman satu meter yang diisi dengan serbuk atau dedaunan,”ujarnya

Wakil Gubernur Nasrul Abit dalam kesempatan itu juga memperaktekan cara membuat lubang biopori dengan alat khusus yang disediakan.(ril)
 
Top