JA.com, Payakumbuh, (Sumatera Barat) - Wakil Wali Kota Payakumbuh membuka perhelatan pacu jawi tradisional batali sikek, yang diselenggarakan oleh Persatuan Olah Raga Pacu Jawi (PORWI) Kota Payakumbuh selama dua hari.

Pacu jawi batali sikek ini cuma ada di Luak Limo Puluah dan tidak akan ditemukan di daerah lainnya, karena pada saat pacuannya sapi tidak ditunggangi oleh joki melainkan joki yang mengikuti irama saat sapi tersebut berlari. 

Dan Uniknya lagi pacu jawi ini seluruhnya diikuti oleh sapi betina produktif dan tidak ada sapi jantannya. Itulah yang membedakan pacu jawi ini berbeda dengan pacu jawi yang diselenggarakan di daerah lain.

Kegiatan tersebut juga dihadiri oleh Ketua DPRD Kota Payakumbuh yang diwakili YB. Dt. Parmato Alam, Anggota DPRD Opetnawati, Polres Payakumbuh, Kodim 0306/50 Kota, Kadis Parpora Desmon Corina, Camat Payakumbuh Timur, Lurah Koto Baru, Niniak Mamak serta warga masyarakat.

Wakil Wali Kota Payakumbuh Erwin Yunaz mengatakan Pacu Jawi merupakan warisan Kota Payakumbuh apalagi yang batali sikek ini cuma ada di Luak Limo Puluah. Dan telah menjadi permainan tradisional anak nagari di Payobasuang, Talawi dan beberapa daerah lainnya.

"Mengingat Payakumbuh merupakan daerah strategis yang memiliki ragam adat budaya, maka ini patut kita lestarikan dan menjadi salah satu magnet untuk menarik wisatawan ke Payakumbuh," kata Wawako Erwin Yunaz kepada media di lokasi Pacu Jawi Kelurahan Koto Baru, Senin (20/09).

Wawako menyebut saat ini Pemko Payakumbuh tengah mengusulkan Pacu Jawi Batali Sikek ini untuk ditetapkan oleh pemerintah pusat sebagai warisan budaya tak benda Indonesia.

"Insyaallah nantinya juga bisa diakui oleh UNESCO sebagai Intagible Culture Heritage. Dimana tahun 2020 lalu Pacu Itiak sudah ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda Indonesia," ungkapnya.

"Pemko Payakumbuh juga selalu mensuport kegiatan permainan anak nagari melalui anggaran di Dinas Parpora. Dan terimakasih kepada PORWI dan seluruh panitia yang telah mensukseskan kegiatan ini," tukuknya.

Sementara itu Ketua DPRD Kota Payakumbuh yang diwakili YB. Dt. parmato Alam mengatakan DPRD Kota Payakumbuh juga berkomitmen meningkatkan pelestarian kegiatan anak nagari ini dengan harapan menjadi momentum untuk kebangkitan budaya dan tradisi anak nagari kedepannya.

"Kita di DPRD juga akan terus mengawal penganggaran untuk kegiatan anak nagari ini dan juga diharapkan Disparpora memasukkannya kedalam agenda rutin pariwisata Kota Payakumbuh," ucapnya.

Lebih lanjut ketua PORWI Kota Payakumbuh Syafwan Saleh menyebut jumlah jawi yang ikut ambil bagian pada perhelatan kali ini berjumlah lebih kurang 60 ekor yang berasal dari Luak Limo Puluah.

"Untuk hari ini kita akan mempertandingkan sebanyak delapan race. Dan besoknya akan dilangsungkan pacu bokonya dengan hadia utama satu ekor kambing," terangnya.

"Dan diharapkan, kedepannya kita tetap mendapat dukungan dari Pemko Payakumbuh agar acara ini terus berlangsung dan terus kita lestarikan," pungkasnya. 

Pada kegiatan tersebut juga ditampilkan kesenian silek dalam boncah yang merupakan binaan dari Disparpora Kota Payakumbuh. 



* Farhan *

 
Top