SOLSEL, JR—Bupati Solok Selatan (Solsel), H. Muzni Zakaria mengimbau pada masyarakat untuk waspada akan ancaman bencana banjir dan longsor, mengingat tingginya curah hujan di wilayah Solsel. 

“Kita berikan surat edaran melalui nagari supaya masyarakat siaga bencana. Kalau perlu ketika intensitas hujan tinggi bagi masyarakat yang tinggal didaerah rawan bencana bisa lebih siaga, kalau perlu saat malam hari ada salah satu keluarga yang berjaga malam,”katanya beberapa waktu lalu.

Pemkab Solsel juga berupaya mengimbau masyarakat untuk menjaga areal tangkapan hujan agar terhindar dari bencana longsor dan banjir. “Kita harus menjaga ekosistim baik sungai maupun hutan,”lanjutnya.

Kedepan, pemkab Solsel, katanya akan mengupayakan secara bertahap untuk mencarikan lokasi tempat tinggal bagi masyarakat yang tinggal dibantaran kaki bukit.  “Kita harapkan masyarakat yang tinggal dikaki bukit saat intensitas hujan tinggi bisa mengungsi ketempat aman, kita secara bertahap juga akan mencoba mencarikan lokasi untuk itu,”tambahnya.

Sebelumnya, pemkab Solsel dalam upaya mengantisapi kesiap siagaan datangnya bencana banjir dan longsor melakukan simulasi bersama dengan melibatkan seluruh stakeholder yang ada dari dalam maupun luar kabupaten. 

“Dengan adanya simulasi bencana, insyallah kita akan lebih cepat mengantisipasi dan memudahkan maysarakat jika terjadi bencana,”tandasnya.

Selain potensi bencana banjir dan longsor, Solsel juga berpotensi rawan gempa bumi. Tiga dari tujuh kecamatan yang ada di Solsel dilalui cesar Suliti yang merupakan patahan semangka. Diantaranya, Kecamatan KPGD, Sungai Pagu dan Kecamatan Pauh Duo.

 “Menurut pakar dan ahli dikhawatirkan pergerakan patahan semangka akan terjadi dalam kurun waktu yang tidak bisa diprediksi,”lanjutnya.

Kepala BPBD Solsel, Editorial mengatakan dengan melibatkan BPBD daerah lain katanya, bisa menjadi pembelajaran dan saling berbagi informasi terkait kesiapan tanggap darurat bencana banjir dan longsor. "Daerah yang kita undang merupakan yang berpengalaman dalam menghadapi bencana banjir dan longsor seperti Aceh dan kota Bitung,"tambahnya.

Fasilitator BNPB, Tati S. Reinhart menyebutkan hal yang terpenting dalam kegiatan simulasi adalah berfungsinya pos komando. "Bagaimana kita menfungsikan tugas komandan tanggap darurat dengan satu komando seperti pengaturan logistik, evakuasi korban dan lainnya
Hingga kegiatan berakhir semua sesuai protap,"tutupnya. (Jbr)
 
Top