JA.com, DUMAI (Riau) - Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman memiliki cara tersendiri dalam menangkap peluang untuk memajukan daerah dan menyejahterakan masyarakat, salah satunya pada sektor kelautan dan perikanan.

"Kita punya 4 sungai besar di Riau, sungai Rokan, sungai Siak, sungai Kampar dan sungai Indrgiri dan itu semua punya potensi yang bagus untuk digarap, demi memajukan potensi untuk sungai tersebut," kata gubernur yang akrab disapa Andi Rachman saat menghadiri Kuliah Umum tentang "Kebijakan Pembangunan Kelautan dan Perikanan Provinsi Riau" di Politeknik Kelautan dan Perikanan Kota Dumai, Senin (13/11/2017).

Ketia itu, gubernur berdampingan dengan Sekjen Kementrian Kelautan dan Perikanan, Rifky E Hardijanto, Wakil Wali Kota Dumai Eko Suharjo, serta Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Riau.

Andi mengatakan, sejauh ini infrastruktur jalan di Riau yang menghubungkan ibu kota dengan sejumlah wilayah kabupaten/kota dalam provinsi sudah cukup baik.

"Mungkin ada sedikit yang rusak terutama di Indragiri Hilir yang semakain padatnya lalu lintas, dan pengembangan sedang kita lakukan bersama demi kemajuan daerah ini," katanya.

Gubernur menjelaskan, dengan akses yang baik, maka sebenarnya budidaya kelautan atau perairan sudah bisa dimaksimalkan.

Di Riau menurut Andi sesungguhnya sudah ada budidaya kelautan dan perikanan, berupa tiram, kepiting, dan ikan, kalau di Rokan Hilir ada kerang.

"Riau dengan garis pantai yang mencapai 2076,5 kilometer, itu tentu sangat panjang, namun yang baru digarap baru 3 kilometer, bayangkan jika seluruhnya tergarap," katanya lagi.

Dengan adanya Politeknik Kelautan dan Perikanan Kota Dumai di Kota Dumai, tentu ini akan memuluskan misi Pemerintah Provinsi Riau dalam pengembangan sektor kelautan dan perikanan.

"Dan saya menangkap cepat peluang dari Pak Sekjen ini untuk melanjutkan dan memajukan SDM di Riau," katanya.

Sekjen Kementrian Kelautan dan Perikanan Rifky E Hardijanto mengatakan, Riau merupakan provinsi yang kaya karena memiliki kekayaan alam yang berlimpah.

"Bayangkan saja, atas minyak di bawah minyak, atas sawit bawahnya minyak. Bahkan Riau mendistribusikan minyak 50 persen dari total produk nasional Indonesia untuk minyak, itu sangat cukup untuk membangun Indonesia," katanya.

Namun seiring terus berjalannya waktu, SDA yang menghasilkan minyak akan menurun tiap tahunnya, di karenakan hasil bumi itu digunakan untuk kebutuhan sehari-hari bagi masyarakat maupun negara.

Maka menurut dia, dibutuhkan inisiatif dan kreativitas anak negeri untuk menciptakan peluang-peluang unggulan yang terbarukan.ril/ Rb
 
Top