JA.com -- Masyarakat Solok Selatan (Solsel), Sumatera Barat hingga saat ini masih mempertahankan tradisi "Manduduakan Urang" atau berkumpulnya ninik mamak, sumando (minantu pria), dubalang dan kaum ibu untuk bermusyawarah guna mencapai mufakat.

Kegiatan itu bertujuan membagi tugas dalam mengabarkan/menginformasikan pihak keluarga dan warga sekitar hajat dilaksanakan. Adapun maksud diadakannya acara "Manduduakan Urang" adalah pertama,ketika menentukan waktu/hari menggelar perhelatan pernikahan (baralek) pihak pria ataupun pihak wanita. Kedua, kegiatan digelar ketika akan memperingati/mendoa seratus hari (malapeh) meninggalnya salah satu anggota keluarga.

Tradisi ini biasanya digelar saat malam sehabis salat Maghrib di rumah keluarga yang ingin melakukan hajat. Pembagian tugas sesuai dengan kapasitas masing-masing. Misalnya, kaum ibu menyiapkan makanan untuk dihidangkan untuk yang menghadiri musyawarah itu. "Bagi keluarga yang mampu tak jarang menyembelih kerbau atau sapi untuk hidangan saat gelaran "Manduduakan Urang". Tapi, bagi yang tak mampu juga tidak harus dipaksakan, hidangan semampunya saja,"kata seorang warga Pasir Talang, Asril, Selasa, (6/2/2017).

Sebelum acara dimulai, makanan dihidangkan berjejer memanjang memenuhi rumah yang terdiri dari nasi, lauk pauk dan makanan penutup berupa agar-agar ataupun cemilan. Para ninik mamak, sumando, dubalang menyantap hidangan, setelah selesai menyantap hidangan barulah masuk pada sesi pembagian tugas pada masing-masing orang untuk memberikan kabar mengenai waktu penyelenggaraan hajat. Dan setelah selesai dan disepakati mengenai tugas masing-masing barulah acara selesai. (Nanda)



 
Top