JA.com -- Ditahun 2017 Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Solok Selatan alokasikan anggaran Rp.6 miliar untuk ketersedian obat-obatan pada 2017. Rumah Sakit pemkab Solsel itu menyediakan dua apotik, masing-masing untuk rawat inap dan rawat jalan. "Tahun 2017 kita alokasikan untuk obat cukup besar dibanding tahun 2016 yang sebelumnya Rp5 miliar,"terang, Direktur RSUD Solsel, Medri Idaman, Kamis (26/1).

Untuk tenaga medis yang menangani, pihaknya menggunakan jasa apoteker enam orang dan asisten apoteker 14 orang untuk dua apotik itu. "Apabila stok obat akan habis, sebulan sebelumnya sudah dipesan pada distributor. Sebagian obat dipesan untuk kebutuhan dalam jangka 1 tahun dan ada pula yang dipesan untuk jangka waktu enam bulan,"jelasnya.

Menurutnya, terkait pembelanjaan obat di RSUD Solsel sudah diatur dalam Formularium Nasional (Fornas). "Pembelanjaan obat sesuai aturan pemerintah. Dan sepengetahuan kami,"lanjutnya.
Sedangkan terkait ketersediaan obat diakuinya tidak selalu tersedia sebab terkadang pihak distributor terlambat mengantarkan.

Kecenderungan keterlambatan kedatangan obat katanya,  biasa terjadi diawal tahun."Tidak benar ada isu jika ada 'permainan' oknum dokter atau petugas medis terkait kosongnya salah satu jenis obat di apotik ketika ada keluarga pasien yang mengambil obat. Terkadang, obat yang sudah dipesan sedang dalam pengantaran dan akibat banyaknya pasien yang membutuhkan satu jenis obat menyebabkan cadangan sisa obat cepat habis,"tandasnya.

Namun, untuk menyikapi permasalahan kosongnya stok satu jenis obat biasanya ada alternatif obat dengan merek yang berbeda. "Biasanya ada obat alternatif, dengan merek lain jika obat yang diresepkan dokter habis, tapi kadang ada juga obat yang tidak bisa diganti sehingga pihak pasien harus mencari diluar apotik RSUD Solsel,"tuturnya.

Sebelumnya, salah seorang pihak keluarga pasien yang berobat di RSUD Solsel yang enggan disebutkan namanya mengeluh dikarenakan tidak tersedianya obat yang diresepkan dokter untuk diambil di apotik rumah sakit. "Saya menyayangkan tidak tersedianya salah satu jenis obat di apotik padahal kita menggunakan BPJS kesehatan jika membeli lagi diluar kita harus mengeluarkan biaya lagi,"keluhnya. (rel)
 
Top