JA.com, Jayapura - Oknum Kepala Kampung Onggabaga, Distrik Bpiri, Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua, berinisial PU diduga kurang waras alias gila dalam menjalankan tugasnya sebagai kepala kampung. Pasalnya selama menjabat sebagai kepala kampung oknum tersebut terkesan sesuka hatinya, sewenang-wenang dalam menjalankan tugas, tidak mengikuti aturan yang ada. Bahkan, yang bersangkutan sering merusak fasilitas kampong, seperti kantor kampung dan rumah ibadah (Gereja), tanpa merasa bersalah sedikitpun.

“Hal seperti itu merupakan ciri-ciri orang gila atau tidak waras,” kata Wilson Lalengke, S.Pd, M.Sc, MA, pengamat pendidikan dan sosial di Jakarta, selasa 8 Mei 2018, ketika dimintai tanggapannya oleh pewarta terkait fenomena ini.

Anehnya Kepala Distrik Bpiri, Elkius Uaga, sebagai atasan oknum kepala kampung tersebut tidak melakukan tindakan apapun terhadap oknum kurang waras itu, walaupun masyarakat sudah berulangkali melaporkan perilaku aneh oknum kepala kampung mereka. Seperti yang dilaporkan oleh Lemius Gombo, S.Pd, warga Kampung Onggabaga kepada Ketua DPD-PPWI Provinsi Papua, Sem Gombo, S.Kom, menyatakan bahwa Lemius bersama warga lainnya telah berkali-kali melaporkan kepala kampung kepada Kepala Distrik dan Bupati.

“Kami warga Kampung Onggabaga sudah sering melaporkan perilaku Kepala Kampung Onggabaga Paulus Uaga ke Kepala Distrik Bpiri, Bapak. Elkius Uaga. Kami juga sudah melaporkan kepada Bupati, yang diterima oleh Sekda, Bapak Yohanes Walilo, tapi tidak ditindaklanjuti,” beber Lemius Gombo dengan mimic kesal.

Sebagaimana diketahui, Kepala Kampung Paulus Uaga tinggal di kampung tetangga yakni Kampung Ayoma yang berjarak lebih-kurang 10 kilometer dari Kampung Onggabaga. Sejak menjabat kepala kampung dari tahun 2009 yang lalu hingga kini yang bersangkutan tidak pernah berkantor di Kampung Onggabaga. Pada tahun 2013, Kepala Badan Pemberdayaan Kampung berkunjung ke Kampung Onggabaga untuk melihat kantor kampung dan membagikan dana PNPM Mandiri-Respek. Mengetahui kedatangan Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat Kampung ke Onggabaga, oknum kepala kampung Paulus Uaga mendatangi tempat pertemuan Kepala Badan dengan warga kampong. Ia membawa sejumlah pemuda pendukungnya dari Kampung Ayoma.

Ketika tiba di tempat pertemuan, sang kepala kampung memarahi rombongan Kepala Badan dan warga yang berkumpul karena yang bersangkutan tidak menghendaki pertemuan dilakukan di Kampung Onggabaga, tapi menginginkan dilakukan di Kampung Ayoma, tempat domisilinya. Oknum tersebut kemudian merusak Gereja tempat pertemuan saat itu dan gedung kantor kampung.

Tidak hanya itu, yang bersangkutan juga mencabut bendera merah putih yang terpasang di depan kantor kampung, merobek benderanya lalu dibuang. Peristiwa perusakan bendera merah putih ini sudah dilaporkan ke aparat Pasi Intel Kodim 1702/JWY di Wamena. Namun, hingga kini laporan tersebut tidak mendapat perhatian semestinya. Oknum kepala kampong tidak pernah diproses.

Menanggapi kondisi pemerintahan Kampung Onggabaga tersebut, Wilson Lalengke mengharapkan perhatian dari seluruh pihak terkait untuk segera membenahi dan menyelesaikan masalah ini. “Perilaku aneh Kepala Kampung Paulus Uaga tersebut jelas merugikan masyarakat yang dipimpinnya, dan juga merugikan keuangan Negara. Karena itu semua pihak terkait harus menggambil tindakan yang diperluhkan, jika perlu kepala kampung segera dipecat,” ujar Wilson Lalengke yang adalah lulusan PPRA-48 Lemhannas RI tahun 2012 ini.

Sebagai informasi tambahan, oknum Kepala Kampung Onggabaga ini tidak pernah dipilih dari warga Kampung Onggabaga. Yang bersangkutan ditunjuk langsung oleh mantan kepala kampung, Amos Kenelak pada tahun 2009. Saat itu Amos mencalonkan diri sebagai calon anggota DPRD Kabupaten Jayawijaya. Disamping itu, oknum Kepala Kampung Paulus Uaga masih merupakan family dari Amos Kenelak, dia juga adalah adik kandung Kepala Distrik, Elkius Uaga. Seluruh warga kampung Onggabaga mengharapkan agar kepala kampung kurang waras ini segera diganti. (SEM/Red).
 
Top