JA.com, BOGOR – Kementerian Perindustrian terus menjalankan visi dan misinya, agar Indonesia menjadi negara industri yang tangguh ditahun 2030 mendatang. Adapun langkah Kemenperin dengan meningkatkan strategi pembangunan industri dan semua itu akan tercapai.

Hal itu disampaikan Karo Humas Kemenperin, Setia Utama dalam sambutannya melalui Kasi Humas, Feby Setyo Hariyono saat membuka acara Rapat Kerja Nasional (Rakernas) 2018 dan Diklat Jurnalis Media Online Nasional Xpos di Villa Lembah Pangrango, Bogor, Sabtu (12/5/2018).

Menurutnya, Indonesia mempunyai ciri struktur industri nasional yang kuat dalam, sehat dan berkeadilan. Kemudian industri yang berdaya saing tinggi tingkat global, serta industri berbasis inovasi dan teknologi.

“Kalau semua itu sudah dimiliki Indonesia, maka negara kita tidak akan kalah saing oleh yang lain, kami akan terus mengembangkan perindustrian untuk kemajuan bangsa ini, agar daya saing kedepannya lebih maju lagi,” tutur Kasi Humas Kemenperin kepada peserta Diklat Jurnalis Nasional Xpos.

Dalam mencapai visi tersebut, Kemenperin berusaha untuk menguatkan struktur organisasinya, baik yang terdapat di pusat maupun daerah. Terdapat 9 (sembilan) unit Eselon I Kementerian Perindustrian yang terdapat di pusat, yaitu: Sekretariat Jenderal; Inspektorat Jenderal; Ditjen Industri Kecil dan Menengah; Ditjen Industri Agro; Ditjen Industri Kimia, Tekstil, dan Aneka; Ditjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika; Ditjen Pengembangan Perwilayahan Industri; Ditjen Ketahanan dan Pengembangan Akses Industri Internasional; serta Badan Penelitian dan Pengembangan Industri.

“Untuk satuan kerja yang berada di daerah, kami memiliki Balai Besar Kimia dan Kemasan di Jakarta Timur, Balai Besar Industri Agro di Bogor. Balai Besar Keramik, Balai Besar Tekstil, Balai Besar Bahan dan Barang Teknik, Balai Besar Pulp dan Kertas,” terangnya.

Lanjut Feby, Balai Besar Logam dan Mesin di Bandung. Ada lagi Balai Besar Kulit, Karet dan Plastik, Balai Besar Kerajinan dan Batik di Yogyakarta, dan Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri di Semarang, serta Balai Besar Industri Hasil Perkebunan di Makassar.

“Kemenperin juga memiliki Balai Riset dan Standarisasi yang berlokasi di Aceh, Medan, Padang, Palembang, Bandar Lampung, Surabaya, Banjarbaru, Pontianak, Samarinda, Manado, dan Ambon, Balai Sertifikasi Industri; serta Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia Sidoarjo,” jelas Kasi Humas Kemenperin.

Sebagai informasi, Kementerian Perindustrian juga memiliki unit pendidikan yang tersebar di beberapa wilayah di Indonesia, seperti: Politeknik STMI Jakarta, Politeknik STTT Bandung, Politeknik AKA Bogor, Politeknik Teknologi Kimia Industri Medan, Politeknik ATI Padang, Politeknik ATK Yogyakarta, Politeknik APP Jakarta, Politeknik ATI Makassar, Sekolah Menengah Kejuruan: SMAK Bogor, SMAK Padang, dan SMAK Makassar, Sekolah Menengah Kejuruan – SMTI Banda Aceh, SMTI Makassar, SMTI Yogyakarta, SMTI Bandar Lampung, SMTI Padang, SMTI Pontianak, Akademi Komunitas Industri Tekstil dan Produk Tekstil Surakarta, Politeknik Industri Logam Morowali, serta Balai Diklat Industri yang berlokasi di Medan, Padang, Jakarta, Yogyakarta, Surabaya, Makassar, dan Denpasar.

“Akhir kata, melalui kegiatan ini kami berharap Nasional Xpos akan terus eksis dan semakin berkibar ke depannya. Kami juga mengharapkan agar ke depan, kerja sama antara Pemerintah dan Nasional Xpos dalam memberitakan berbagai kebijakan dan program pengembangan industri yang dilaksanakan oleh Kementerian Perindustrian kepada masyarakat luas dapat terus ditingkatkan,” imbuhnya.

Feby berharap, sinergi antara Pemerintah dengan insan pers tentu sangat penting untuk dijaga, sehingga masyarakat dapat mengetahui perkembangan kebijakan dan transparansi kinerja Pemerintah di sektor industri.

“Pada akhirnya dapat bermanfaat dalam mengawal dan melaksanakan pembangunan industri nasional,” tutupnya.(rel).
 
Top