JA.com, Tanah Datar (Sumatra Barat)--Bupati Kabupaten Tanah Datar Eka Putra lakukan panen perdana kebun cabe merah milik Kelompok Tani Kabun Gadang Nagari Pandai Sikek Kecamatan X Koto, kemarin.

"Sektor pertanian di Tanah Datar mempunyai peranan yang penting terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat, hal ini dapat dilihat dari besarnya persentase kontribusi sektor pertanian pada Pendapatan Domestik Regional Brutto (PDRB) sebesar 29,81%. Kondisi topografi Tanah Datar yang berbukit dan mempunyai gunung serta lahan perranian yang luasnya 63.630 ha, sehingga cocok untuk mengembangkan berbagai komoditi hortikultura khususnya sayuran dan yang terakhir banyak dikembangkan saat ini adalah adalah komoditi cabai merah dan bawang merah, hingga saat kita mempunyai program pengembangan cabai dan bawang merah (Bang Cerah)," kata Bupati Tanah Datar Eka Putra.

Menurutnya, saat ini masih ada beberapa permasalahan dalam pengembangan komoditi cabai, diantaranya petani masih sulit mendapatkan bibit yang bersertifikat, tingginya biaya produksi serta budidaya yang tidak sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP).

Untuk mengatasi hal ini menurut Bupati, Pemda sedang melaksanakan kegiatan pemurnian varietas cabai lokal kecamatan X Koto dengan nama cabai 'Lamersi'. Ini merupakan kerjasama Dinas Pertanian Kabupaten Tanah Datar dengan Balai Pengawasan Sertifikasi Benih Provinsi Sumatera Barat.

"Tentunya kalau kita sudah memiliki sendiri bibit unggul, maka hasilnya juga akan bagus seperti halnya bawang merah yang saat ini Tanah Datar sudah memiliki varietas unggul sendiri yang diberi nama Sumbu Marapi," kata Eka Putra.

Terkait dengan harga yang tidak stabil, Bupati juga mengharapkan para petani untuk berinovasi dan memikirkan cara bagaimana supaya disaat harga cabai rendah bisa diolah sehingga hasilnya tetap maksimal, seperti dibuat saus cabai atau juga bisa dibuat cabai giling kering yang peminatnya juga banyak di pasaran.

"Jangan patah semangat, kita harus punya inovasi kira-kira kemqna akan kita arahkan sehingga disaat harga turun petani tidak rugi," kata Eka Putra.

Ia berharap panen perdana cabai merah pada lahan kelompok tani Kabun Gadang ini bisa menjadi contoh bagi kelompok-kelompok tani yang lain yang ada di Tanah Datar.

Sementara Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sumatera Barat yang diwakili oleh Kabid Hortikultura Gusti Rufita Provinsi Sumatera Barat merupakan daerah sentra produksi cabai terbesar di pulau Sumatera setelah Provinsi Sumatera Utara dengan hasil produksi 133,190 ton/tahun, dengan luas panen sebesar 11,931 ha.

Dari total produksi tersebut kabupaten Tanah Datar menyumbang 19,917 ton/tahun dengan luas panen sebesar  2.431 ha. Sentra cabai di Sumatera Barat selain kabupaten Tanah Datar juga dari kabupaten Agam, Solok, Lima Puluh Kota, Solok Selatan dan kabupaten Pesisir Selatan.

"Dari data yang ada, produksi cabai merah sudah bisa memenuhi kebutuhan dalam daerah yang hanya 39,721 ton/tahun, meski surplus namun pada waktu tertentu harga cabai tetap tinggi. Ini dikarenakan sebagian besar hasil produksi dibawa keluar daerah seperti ke Pekanbaru, Batam, Kepri dan juga Provinsi Jambi," ujar Rufita.

Lebih jauh Rufita mengatakan, budidaya cabai hasilnya memang sangat menjanjikan keuntungan, namun tidak jarang banyak petani yang menemui kegagalan dan kerugian yang cukup besar. Untuk diperlukan keterampilan dan modal yang cukup, juga banyak faktor yang perlu diperhatikan, seperti syarat tumbuh, pemilihan bibit, cara bercocok tanam, pengendalian OPT dan penanganan pasca panen agar petani tidak mengalami kerugian. (MG)
 
Top