JA.com, Limapuluh Kota, *Sumatera Barat)--Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia (Kemenristekdikti) terus mendorong Politeknik Pertanian (Politani) Payakumbuh untuk berbenah. Bahkan, pihak Kemenristek memberikan kesempatan bagi Politani untuk mengajukan proposal pembangunan sarana dan prasarana (sapras) di Perguruan Tinggi Negeri (PTN) tersebut.

“Silahkan buat dan ajukan proposal pembangunan sarana dan prasarana Politani ini ke pusat. Agar permohonan itu menjadi perhatian, tentunya perlu diperhatikan beberapa point penting yang diantaranya proposal yang di ajukan harus berpihak dan kebijakan nya menyangkut untuk "orang banyak", ungkap Direktur Sarana dan Prasarana Ditjen Sumberdaya Iptek Kemenristekdikti, DR. Mohammad Sofwan Effendi, M. Ed, dalam kunjungan ke Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh baru-baru ini.

Selain itu, lanjut Mohammad Sofwan, proposal hendaknya bisa menghilangkan skema/keinginan sektoral sehingga terjadi perubahan paradikma dari "kepemilikan" menjadi " RESOURCES SHARING dalam suatu manajemen terpadu. Berikutnya, proposal bertujuan untuk mencapai Standar Nasional (SN) Dikti dan Inovasi, serta mengusung konsep "keunggulan" dari PTN pengusul .

“Kita tentu ingin perguruan tinggi ini semakin menjadi incaran calon mahasiswa. Untuk mendukung hal itu salahsatu upaya yang mungkin kita lakukan adalah melengkapi sarana dan prasarana yang dibutuhkan,” tutur Mohammad Sofwan sembari membocorkan kiat-kiat dalam pembuatan dan pengajuan proposal sapras untuk diajukan ke Kemenristekdikti.

Dalam kesempatan itu Mohammad Sofwan juga menyampaikan Kebijakan Perencanaan dan Pengembangan Sarana dan Prasarana (Sapras) PTN serta memaparkan kendala yang di hadapi Kemenristekdikti dalam pengembangan sapras.

“Beberapa persoalan yang kita hadapi antara lain, masalah belum adanya basis informasi sapras yang standar di Kementerian Ristekdikti. Selain itu juga masalah belum tercukupinya pendanaan sapras pada 5 (lima) tahun terakhir yg disebabkan arah kebijakan pembanguan sapras saat ini lebih di arahkan ke pembangunan sapras yang punya nilai ekonomi seperti jalan tol, pelabuhan, bandara, kereta api, Rumah sakit dll,” papar Mohammad Sofwan.

Lebih jauh ia menyampaikan, kebijakan pembangunan sapras di Kemenristekdikti memetakan prioritas sapras menjadi 4 zona beserta kriterianya yang terdiri dari, Merah: PTN Satker baru wilayah 3 T, PTN belum memiliki Gedung Pembelajaran dan L2Dikti yang belum memiliki kantor. Berikutnya Kuning : PTN Satker Baru wilayah non 3 T, PTN Satker lama wilayah 3 T dan non 3 T dan L2 Dikti belum memenuhi kebutuhan minimal sapras, serta Hijau : untuk PTN BLU dan Biru : untuk PTN BH.

Sementara itu Direktur Politani Negeri Payakumbuh, Ir. Elvin Hasman, MP dalam penyampaiannya berharap segeranya penyelesaian pembangunan Gedung Kuliah Bersama yang masih terkendala\. Selain itu, ia juga mengharapkan kelanjutan pembangunan labor Kompetensi dalam rangka mendukung proses belajar mengajar di Politani yang dalam beberapa tahun terakhir mengalami peningkatan jumlah peminat.

“Dengan adanya kelengkapan sarana dan prasarana tersebut kita berharap visi misi Politani sebagai Pusat Pendidikan Tinggi Vokasional yang berdaya saing internasional dapat terwujud,” ujar Elvin.

Ikut hadir dalam kesempatan itu Direktur Politani periode sebelumnya Ir. Gusmalini, M.Si serta seluruh jajaran pimpinan Politani. (gun)
 
Top