JA.com, Limapuluh Kota (Sumatra Barat )--Sastra Yunita Penyuluh Agama Islam Kecamatan Situjuah Limo Nagari, Kabupaten Limapuluh Kota sukses mengharumkan nama daerah mewakili Sumatera Barat pada ajang Penyuluh Agama Award Tingkat Nasional tahun 2025 kategori Literasi Al-Quran.
"Alhamdulillah, kerja keras pengabdian dalam program literasi Al-Quran bagi kelompok binaan khususnya di Kecamatan Situjuah mendapat apresiasi serta sambutan dari masyarakat. Apresiasi tersebut telah menjadi energi baru bagi Saya untuk ikut pada ajang Penyuluh Award secara berjenjang, yang puncaknya saat ini kata Iche sapaanya, belum lama ini di Situjuh, Limapuluh Kota.
Dikatakan istri tercinta Dodi Hendra yang masuk nominasi tingkat Nasional itu, dirinya tengah mempersiapkan untuk menjadi yang terbaik pada kegiatan Nasional yang akan dihelat di Jakarta pada medio Juli mendatang.
"Saya merasa sangat bersyukur dapat mewakili Sumatera Barat pada ajang Penyuluh Agama Award tingkat Nasional tahun ini," ujarnya.
Lebih lanjut, iamenuturkan awal lahirnya program pola Sepuluh Kali Pertemuan Sepuluh Materi yang kemudian dikenal dengan Pola Sepuh-Sepuh yang lahir dari hasil pengamatan mendalam terhadap kondisi sosiologis ke-agamaan kelompok binaan terutama terkait kualitas bacaan Al-Quran kelompok lansia.
“Pola Sepuh-Sepuh hadir dalam kegiatan Tahsin Al-Quran untuk kelompok lansia sebagai ikhtiar meningkatkan kualitas bacaan Al-Quran lansia. Melalui metode Sepuh-Sepuh setiap pertemuan akan diberikan satu materi Tahsin mulai dari, Makharijul huruf, Sifatul Huruf, Mad, Tasydid, Sukun, Hukum Nun Mati dan Mim Mati, lafzul Jalalah, Waqaf dan Huruf Muqattha’a dengan harapan kelompok binaan akan mampu membaca Al-Quran dengan baik sesuai dengan tuntuan yang ada," terang perempuan 36 tahun ini.
Kemudian, terkait hasil yang telah dicapai dari pola Sepuh-Sepuh Iche menjelaskan, setelah berjalan satu tahun pola Sepuh-Sepuh secara umum telah banyak meningkatkan kualitas bacaan Al-Quran kelompok lansia yang dirasakan langsung oleh peserta program.
“Evaluasi yang dilakukan setelah program berjalan, dari 75 orang peserta secara rinci 10 orang peserta pemula, sebanyak 9 orang mampu membaca Al-Qur’an dengan terbata-bata namun benar. Dari 65 peserta lanjutan, 55 orang menunjukkan peningkatan dalam penguasaan tajwid, terutama dalam hokum mad dan nun sukun. Kesalahan umum seperti bacaan gharib dan pengabaian mad mulai berkurang secara signifikan. Pada Tahun 2024 Majelis Taklim Nurul Hikmah mengadakan Khatam Al-Qur’an Lansia," jelas lulusan UIN Imam Bonjol ini.
Terpisah, Rida Darwis (68) salah satu peserta pola Sepuh-Sepuh merasakan manfaat yang luar biasa setelah mengikuti kegiatan tahzim Al-Quran melalui pola Sepuh-Sepuh.
“Alhamduillah, kini ambo lah bisa mam baco Al-Quran dengan tajwid yang bana, kini ambo lah maraso percaya diri dengan bacaan Al-Quran ambo, nan salamo ko masih balepotan. Harapan ambo kegiatan yang dipelopori oleh Ustazah Iche ko dapek dilanjutikan,” tutur Rida. (MG)