JA.com, PADANG - Sudah dua kali kabar bohong tentang rencana aksi bakar lilin untuk Ahok di Padang. Akhirnya, rencana aksi bakar lilin yang cukup meresahkan warga itu tidak pernah terjadi.

Kepala Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik (Kakankesbangpol) Kota Padang Mursalim menilai, hal ini merupakan aksi provokasi dari orang yang ingin mencoba mengusik kedamaian di Padang.
"Ada yang mencoba mengusik kedamaian di Padang,' ungkapnya, Selasa (16/5).

Mursalim mengimbau kepada seluruh warga Kota Padang untuk tidak terpancing dengan isu provokatif yang dilancarkan orang yang tidak bertanggungjawab. Menurutnya, apabila isu tersebut ditanggapi, provokator akan terus menjadi-jadi, membuat gaduh, sehingga keinginan mereka untuk memecah-belah persatuan dan kesatuan di Minangkabau dapat tercapai.

"Jika kita terpecah-belah, akan memakan waktu cukup lama untuk merekatnya kembali. Pastinya juga membutuhkan dana yang besar. Lebih baik dana besar itu digunakan untuk membangun masyarakat dan infrastruktur," ujarnya.

Dari kabar bohong yang beredar, dua kali rencana aksi bakar lilin untuk Ahok coba diapungkan. Terakhir, beredar kabar akan dilakukan aksi di Tugu Gempa, jalan Gereja, Padang, Senin (15/5) malam. Mendengar kabar itu, petugas pun berjaga-jaga di lokasi. Mengantisipasi terjadinya aksinya tersebut. Setelah ditunggu-tunggu, rencana aksi tersebut hanya "hoax" belaka.

Wakil Ketua Yayasan Prayoga Popi Fransiska hadir pada malam itu di lokasi Tugu Gempa. Popi bersama sembilan orang perwakilan dari Indonesia Syam Muslim Care dengan Korlap Abdul Haris Anshori bertujuan mengklarifikasi bahwa informasi pemasangan lilin adalah berita bohong dan bukan dari Yayasan Prayoga. Popi juga meminta kepada masyarakat Kota Padang untuk selalu menjaga diri dan jangan terpancing dengan isu-isu negatif untuk kerukunan masyarakat Sumbar.

"Tidak ada aksi bakar lilin di Tugu Gempa," ucap Popi malam itu.
Seperti diketahui, dari informasi yang beredar sebelum malam itu, aksi bakar lilin dikoordinatori Fernando Ade Simanjuntak. Dengan estimasi massa sebanyak 50-100 orang dan digalang oleh Yayasan Prayoga. Setelah dilakukan penelusuran, berita tersebut tidak benar. Wakil Ketua Yayasan Prayoga langsung datang ke lokasi untuk mengklarifikasi.
 
Top